NUNUKAN – Seorang anak berusia 12 tahun, warga Tanjung Harapan, Kampung Mamolo, Nunukan Selatan, mengalami keracunan setelah memakan tudai, Ahad (12/7) lalu. Hal itu dibenarkan dokter Puskesmas Sedadap, Silvani, Selasa (14/7/2020).
Anak tersebut diantar bapaknya ke Puskesmas Nunukan Selatan, sekitar pukul 18.25 Wita, dengan keluhan mencret-mencret sebanyak 3 kali. “Berdasarkan keterangan pasien, ia mengalami mencret dan sakit perut setelah makan tudai di pasar pada Ahad pagi. Ia baru merasakan sakit perut siang hari, dan sorenya tidak tahan lagi sakit perut dan akhirnya mengunjungi puskesmas Sedadap,” kata Silvani, kepada benuanta.co.id.
Silvani menjelaskan, si anak yang mengalami hidrasi akibat mencret dan ada cairan keluar, dinilai tudai yang dikonsumsi si anak bisa saja intoleransi dari makanan yang dikonsumsi masuk ke dalam ususnya. Saat diproses oleh usus, jika ada benda asing yang masuk ke tubuh lalu tidak cocok, maka ia akan melakukan reaksi, salah satunya seperti mencret.
Anak tersebut dapat ditangani dengan baik, dan hanya memakan waktu observasi selam 15 menit dan akhirnya pasien tidak dilakukan rawat inap. “Kami anjurkan apa bila terjadi hidrasi karena berak-berak, dan kita berikan edukasi agar si anak dapat mengkonsumsi air putih. Makan makanan yang bergizi namun tidak tajam agar usus dapat bekerja dengan baik. Jika terjadi kegawatan muntah, lemas dan lainnya, silakan ke puskesmas Nunukan Selatan. Alhamdulillah hingga detik ini tidak ada lagi keluhan pasien hingga saat ini,” katanya.
Ia mengimbau agar masyarakat dapat mematuhi kesehatan, baik itu membeli bahan mentah di pasar harus dibersihkan terlebih dahulu. “Sedangkan tudai jika dimasak jangan terlalu lama untuk dikonsumsi, hari ini dimasak hari itu juga harus habis dan jangan disimpan lagi untuk lauk hari berikutnya,” jelasnya.(*)
Reporter: Darmawan
Editor: M. Yanudin