TARAKAN – Belum genap satu bulan, Kayu Olahan asal Kalimantan Utara (Kaltara) kembali menjajaki Pasar Amerika Serikat. Kayu olahan senilai 16 Milyar Rupiah telah dinyatakan sehat dan disertifikasi oleh Pejabat Karantina Pertanian Tarakan (Jumat 26/05). Volume kayu olahan yang diekspor oleh PT. Intracawood Manufacturing kali ini sebanyak 2.529,34 M3.
Berdasar data dari IQFAST (Indonesian Quarantine Full Automatic System) Selama kurun waktu 6 Bulan di 2020, Karantina Pertanian Tarakan telah melakukan sertifikasi 5.857 M3 kayu olahan dengan nilai ekonomis 32 Milyar Rupiah untuk tujuan ekspor Amerika Serikat. Sesuai dengan permintaan Amerika Serikat, kayu olahan yang diekspor dari Indonesia harus dilengkapi dengan sertifikat kesehatan tumbuhan dari Karantina Pertanian.
Kepala Karantina Pertanian Tarakan, drh. Akhmad Alfaraby mengungkapkan selama pandemi Covid-19 kegiatan ekspor di Kalimantan Utara terutama produk kayu olahan tetap berjalan, pasar utama dari kayu olahan tersebut yakni Amerika Serikat. Selain Amerika Serikat, tujuan ekspor kayu olahan asal Kaltara yakni India, Malaysia, Korea dan Jepang.
“Kayu olahan merupakan komoditas ekspor unggulan dari Kaltara. Selama pandemi Covid-19, kegiatan ekspor kayu olahan terutama oleh PT. Intracawood Manufacturing tetap berjalan. Kami Karantina Pertanian Tarakan berkomitmen untuk terus mendorong dan memfasilitasi kegiatan ekspor komoditas pertanian yang ada di Kaltara” Ujar drh. Alfaraby.
Lebih lanjut, drh. Alfaraby menambahkan bahwa fasilitas layanan karantina di wilayah kerjanya ditujukan untuk semua pelaku usaha, untuk itu Karantina Pertanian Tarakan akan menyambut baik bagi para eksportir lain untuk melakukan ekspor komoditas pertanian. Dengan semangat melayani, Karantina Pertanian Tarakan siap mendorong dan memfasilitasi ekspor di Kaltara.
Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil menyebutkan, Karantina Karantina memiliki peran penting dalam menjamin kesehatan komoditas pertanian yang diekspor, dengan Semangat Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks).
“Diharapkan Karantina bukan menjadi penghambat namun dapat mendorong kegiatan ekspor komoditas pertanian,” pungkasnya.(*)
Editor: Ramli