NUNUKAN – Puskesmas Sanur, Kecamatan Sebuku melakukan pemeriksaan penyakit menular HIV terhadap personel Pos Salang Satgas Pamtas RI-MLY Yonif 623/BWU di Desa Salang, Sabtu (27/6/2020).
Puskesmas Sanur menyelenggarakan pemeriksaan dan dan memberikan pemahaman kesehatan mengenai HIV/AIDS yang dilaksanakan di Pos Salang. Dalam kesempatan kali ini, puskesmas sanur memfasilitasi personil pos dengan kegiatan yang meliputi penyuluhan, konseling serta pemeriksaan secara gratis.
Menurut Koordinator Pemeriksaan, Tata mengatakan bahwa kegiatan ini terjalin atas inisiatif Puskesmas Sanur dengan maksud memberikan edukasi kepada personil satgas Yonif 623 maupun mengenai penyebaran virus ini.
“Penyuluhan ini lebih ditujukan kepada personil satgas pamtas Yonif 623/BWU mengenai salah satu penyakit ini, kami juga ingin menginformasikan bahwa HIV/AIDS ini memang berbahaya serta menunjukkan proses penyebarannya seperti apa. Diharapkan dengan informasi ini, personil satgas 623 bisa melakukan tindakan preventif dan tidak melakukan kegiatan yang memunculkan resiko penularan HIV/AIDS ini,” kata Tata.
Selain itu Bidan Terampil Puskesmas Sanur Raya menjelaskan, Infeksi Menular Seksual dan juga HIV AIDS. Menurutnya, kesadaran akan pentingnya kesehatan reproduksi masih kurang, hal ini disebabkan karena dalam wilayah kerja di Sebuku Puskesmas Sanur masih banyak ditemui orang yang mengalami gangguan dalam kesehatan Reproduksi.
“Dalam lingkup kerja Puskesmas Sanur, setiap tahunnya pasti ada kasus mengenai HIV. Sangat disayangkan sekali, penderita HIV ini merupakan orang-orang yang termasuk usia produktif, maksudnya berada dalam rentang usia 18-45 tahun,” ujarnya.
“Hampir semua kasus tersebut, orang yang tahu statusnya kebanyakan tidak sadar akan menjaga kesehatan seksual, sehingga ketika sudah mengalami beberapa gangguan yang ada di tubuhnya, status mereka sudah meningkat ke tingkat yang lebih parah yaitu AIDS. AIDS ini ditandai dengan gangguan penyerta yang menyerang sistem kekebalan tubuh seperti batuk berkepanjangan yang berakhir pada TBC, diare yang tidak sembuh-sembuh,” lanjutnya.
Lebih lanjut disampaikan oleh Ramlah selaku Kesling, HIV/AIDS bukanlah penyakit yang datang secara langsung melainkan ada periode jendela selama 3 bulan untuk mengetahui penyebaran virus ini. Namun dampak dari virus ini baru terasa sekitar 5-10 tahun ke depan.
Menurut Ramlah, jika di usia 29 tahun sudah mengalami gejala opportunistik atau gangguan penyerta maka ia sudah berisiko sejak usia 19-24 tahun. Supaya tidak terjadi kasus yang seperti ini, pihak puskesmas Sanur menggandeng personil pos salang satgas pamtas yonif 623/BWU yang ada dalam lingkup kerjanya untuk mensosialisasikan HIV/AIDS sekaligus memberikan sosialiasasi lebih lanjut ke warga binaan sekitaran pos salang.
Disampaikan Ibu Maurel selaku Ketua UKM mengenai kegiatan ini merupakan program kerja setiap tahun Dinas Kesehatan Puskesmas Sanur dalam rangka pelaksaan pemeriksaan kesehatan Satuan yang melaksanakan pengamanan perbatasan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesehatan anggota Pos Salang serta terdatanya penyakit dan solusi pengaman.
“Meningkatkan kesadaran Personil Pos Salang untuk hidup sehat dan pentingnya akan kesehatan guna menunjang tugas pokok,” tambahnya.
Dari hasil kegiatan pemeriksaan yang telah dilakukan Puskesmas Sanur terhadap personil pos salang tidak ditemukan anggota Pos Salang yang terkena penyakit menular HIV-AIDS.
Danpos Salang Letda Inf Edi Sukatman mengucapkan terima kasih kepada Puskesmas Sanur yang telah memberikan pemeriksaan penyakit menular dan sosialiasi akan bahayanya penyakit seksual.(*)
Reporter: Darmawan
Editor: Ramli