TANJUNG SELOR – Petugas gabungan dari Disperindagkop Kaltara, Polda Kaltara dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kaltara laksanakan inspeksi mendadak ke Pasar Induk Tanjung Selor. Khususnya untuk dagangan daging sapi, ayam dan ikan.
“Tadi sudah kita pantau ternyata harga bervariasi antara pedagang satu dengan lainnya,” ungkap Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindagkop Kaltara Hasriyani kepada benuanta.co.id, Kamis 21 Mei 2020.
Persoalan harga ini selalu menjadi alasan klasik terjadi, pihaknya pun hanya bisa memaklumi. Untuk daging ayam didapati antara pedagang berbeda, ada yang menjual 1 kilogram seharga Rp 45 ribu hingga Rp 47 ribu.
“Yang datang ini, ada ayamnya dari Berau ada dari Tarakan. Salah satu pedagang setiap malam dapat 2.000 ekor ayam hidup dari Tarakan ke sini, kita bisa intervensi jika harga tidak sesuai,” jelasnya.
Kemudian untuk harga daging sapi terdapat kendala, karena selama ini belum ada harga eceran tertinggi (HET) lokal untuk di Bulungan. Sehingga banyak pedagang memberikan harga sesuai keinginan, yang diperoleh tadi harga daging ada Rp 160 ribu per kilogram.
“Kalau milik Perusda itu Rp 145 ribu per kilogramnya. Kalau pengaturan harga daging lokal bukan kita, yang kita atur adalah daging beku sampai ke konsumen itu seharga Rp 80 ribu,” ujarnya.
“Kalau harga daging lokal nanti kita ikut perhitungan dari teknis yakni Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan itu ada usulan Rp 135 ribu sampai ke konsumen. Tapi saat diterapkan dapat protes dari pedagang,” sambungnya.
Secara umum kenaikan dari 2 komoditas ini masih bersifat normal, tahun lalu dengan tahun ini dengan adanya Pandemi Covid-19 pembelian masih terlihat banyak.
“Saya pantau masih normal, dan saya minta sudah tidak ada kenaikan lagi hingga selesai lebaran,” ucap Hasriyani.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kaltara, Wahyuni Nuzband mengatakan untuk penetapan HET daging sapi masih akan dilakukan perhitungan. Kata dia ada 2 jenis sapi yang tersedia di Bulungan berasal dari Sulawesi Selatan dan lokal Bulungan.
“Tapi saya lihat kembali lagi kepada pembeli mau dari Sulsel yang lebih murah atau daging yang ada,” ujarnya.
Bahkan peternak di Bulungan juga bisa memilih opsi melepas sapi dengan harga sesuai keinginannya atau ditahan hingga masuk lebaran Idul Adha. Bahkan ketersediaan daging sendiri ada 2 pilihan sudah berupa siap jual ada juga yang hidup. “Untuk stok daging dari ketersediaan sapi untuk potong itu ada,” jelasnya.
Jikalau nantinya setelah penetapan HET masih ada diatasnya, pedagang itu akan disanksi pencabutan izin. (*)
Reporter: Heri Muliadi
Editor: M. Yanudin