TARAKAN – Kepala Karantina Pertanian Tarakan, Akhmad Alfaraby mengungkapkan analisa kinerja ekspor berdasarkan fasilitasi ekspor di wilayah kerjanya, yakni pada triwulan pertama tahun 2020 terjadi peningkatan frekuensi pengiriman sebesar tiga kali lipat yang juga diikuti oleh peningkatan jumlah eksportir sebesar dua kali lipat dibanding periode yang sama pada tahun 2019.
Tercatat di tahun 2020 sebanyak 145 kali eksportasi dibandingkan 36 kali di tahun lalu, dan 55 eksportir yang tercatat di triwulan pertama dibandingkan 18 pelaku usaha dibidang agribisnis asal Kaltara di tahun 2019.
Tidak hanya itu, keberagaman komoditas juga meningkat dari 18 jenis komoditas ekspor menjadi 55 jenis atau terjadi peningkatan sebesar 89% dan penambahan 1 negara tujuan ekspor baru, semula 13 kini menjadi 14 negara tujuan ekspor.
Akhmad juga menjabarkan, ekspor tertinggi provinsi termuda ini di tahun 2020 disumbang dari sub sektor perkebunan dan kehutanan. “Selama kurun waktu tiga bulan sejak awal tahun 2020, tercatat ekspor palm kernel mencapai volume 13 ribu ton atau setara dengan nilai Rp 57,4 miliar tujuan Malaysia,” ujarnya.
Sedangkan pada sub sektor kehutanan, ekspor tertinggi yaitu kayu olahan tujuan Malaysia, Amerika, Polandia, India, Meksiko. “Total volume mencapai 2,804.51 meter kubik senilai Rp 18,2 miliar atau meningkat hampir 5 kali lipat dibanding tahun lalu,” paparnya.
Tidak hanya itu, dikatakan Akhmad, Kaltara masih menyimpan potensi berupa produk unggulan ekspor baru atau emerging. Diantaranya oil palm fruits dan pisang, keduanya telah berhasil menembus pasar ekspor.
Tercatat di masa pandemi kali ini masing-masing telah diekspor sebanyak 134 ton dan setara dengan Rp 335 juta dan 37,5 ton senilai Rp 187,5 juta dengan tujuan sama yakni Malaysia. Sejalan dengan perannya selaku otoritas karantina yang memfasilitasi pertanian di perdagangan internasional, pihaknya terus mendukung percepatan ekspor pertanian di manca negara.
Selain tindakan karantina yang ditujukan untuk memastikan produk diterima sesuai persyaratan teknis, pihaknya juga memberi bimbingan teknis petani dan pelaku usaha guna pemenuhan persyaratan sanitari dan fitosanitari serta mengoptimalkan layanan digital.
“Semua ditujukan untuk kelancaran, kecepatan dan jaminan keberterimaan produk di negara tujuan,” tutup Akhmad.(*)
Reporter: Ramli
Editor: Nicky Saputra