NUNUKAN – Di tengah wabah Covid-19 saat ini, muncul satu fenomena sosial yang berpotensi memperparah situasi, yakni stigma sosial terhadap seseorang atau sekelompok orang yang mengalami gejala atau menyandang penyakit tertentu. Hal itu dikatakan kepala Puskesmas Sedadap, dr. Rahmawati.
“Kita harus tetap waspada terhadap penyebaran Covid-19 ini, dan stigma sosial untuk para penderita Covid-19 ini sebaiknya segera kita hilangkan. Karena ini akan menimbulkan ketakutan sehingga imun tubuh akan turun dan bisa juga meningkatkan stres bagi penderita Covid-19 itu sendiri. Belum konsentrasi kepada penyembuhannya, dia juga harus memikirkan keluarganya di rumah yang barang kali mendapatkan stigma sosial dari masyarakat di sekitar. Masyarakat di sekitarnya akan resah dengan keberadaan dari penderita Covid-19,” kata dr. Rahmawati, kepada benuanta.co.id, Jumat (8/5/2020).
Lanjut dia, stigma sosial di kalangan masyarakat seperti itu harus diubah. Sebenernya Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) ringan itu bisa isolasi mandiri atau karantina rumah berdasarkan syarat protokol kesehatan.
Lebih lanjut dr. Rahmawati mengungkapkan, yang menjadi tantangan saat ini adalah lebih cenderung memusuhi, mengusir dan sebagainya terhadap penderita Covid-19. Ini yang harus dihilangkan. “Saya juga berpesan kepada ODP, PDP, OTG, tolong dipatuhi imbauan pemerintah, jangan sampai memperburuk citra ODP, PDP, OTG. Ada juga sebagian yang taat dalam menjalani karantina,” jelasnya.
dr. Rahmawati mengatakan, ada yang telah ditetapkan sebagai ODP, namun berkeliaran, padahal dia harus mengisolasi diri di rumah. Seharusnya dia patuh terhadap imbauan pemerintah atau protokol kesehatan agar bisa berlangsung dengan baik. (*)
Reporter: Darmawan
Editor: M. Yanudin