NUNUKAN – Sebanyak 24 sampel swab dari Nunukan yang dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya hingga saat ini belum ada hasil pemeriksaannya. Hal ini lantaran bahan uji laboratorium kekosongan reagen.
Dikatakan Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Nunukan, Aris Suyono, pihaknya sudah mengirim sebanyak 24 sampel sejak dua pekan lalu. Memang karena ada permasalahan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan di Surabaya, yaitu terjadinya kekosongan reagen untuk pemeriksaan, sehingga hal itu ini menghambat proses pemeriksaan.
“Ini juga terjadi di kabupaten lain termasuk di wilayah Kalimantan Timur dan seluruh kabupaten kota yang ada di Kalimantan Utara. Sampai dengan hari ini beberapa sampel yang kita kirimkan hasilnya belum diketahui,” kata Aris, Selasa (14/4/2020)
Selain itu, Aris Suyono juga mengatakan, untuk penentuan zona itu ada beberapa hal yang dijadikan dasar. Pertama perkembangan kurva epidemiologi yang ditunjukkan dengan peningkatan kasus yang semakin meningkat.
“Dilihat juga dari sisi angka kematiannya, dan kita melihat dari sisi penularan lokal, baik sampai dengan generasi kedua hingga generasi ketiga. Generasi kedua misalnya ketika ada kasus konfirmasi, yang ternyata sudah melaksanakan perjalanan dari luar wilayah, sampai di Nunukan kemudian menularkan satu orang di keluarganya, itu masuk kategori penularan generasi kedua,” jelasnya.
Lanjut dia, sedangkan generasi ketiga menemukan kasus konfirmasi positif di pasien di RSUD Nunukan, kemudian tidak ada riwayat perjalanan dari manapun. Ini sudah masuk kategori penularan generasi ketiga, dan untuk point ini sampai dengan saat ini di Nunukan belum ada ditemukan.
“Dan ketika melihat beberapa poin maka Kabupaten Nunukan, masuk kategori kuning. Karena, kita memang sudah ada kasus konfirmasi dan belum masuk dalam zona merah,” tutupnya. (*)
Reporter: Darmawan
Editor: M. Yanudin