TANJUNG SELOR – Gerhana Matahari Cincin (GMC) yang terpantau di Tanjung Selor terlihat sempurna. Walaupun terhalang oleh awan hujan, namun penampakannya sempat tertangkap kamera dengan durasi mencapai 2 menit.
“Ternyata prediksi kita tepat, di pukul 14.12 sudah mulai mencapai puncak gerhana,” ungkap Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Tanjung Harapan Muhammad Sulam Khilmi melalui Staf Observasi BMKG Bulungan Darso Purnanto kepada benuanta.co.id, Kamis 26 Desember 2019.
Dirinya mencatat, kejadian GMC sudah yang ketiga kalinya terjadi di Tanjung Selor, yakni pada tahun 1986, lalu tahun 2015 dan terakhir tahun 2019.
Ada beberapa fase yang akan terjadi pertama bulan masuk dalam lingkaran matahari menutup sedikit demi sedikit. Fase kedua bulan menutup 1/3 matahari, fase ketiga bulan menutup total matahari. Dan fase keempat bulan beranjak meninggalkan matahari serta menutup 3/4 matahari.
“Kenapa disebut matahari cincin, karena bulan berada pada titik terjauh dari matahari. Beda jika gerhana matahari total itu penuh tidak ada cahaya sedikitpun,”bebernya.
Darso menambahkan, dampak GMC ini tidak ada, dilihat dari segi astronomi tidak menimbulkan perubahan siklus alam. Berbeda jika gerhana bulan ini bisa menimbulkan air naik. “Tidak ada dampak bagi wilayah perairan, hanya berupa gelap beberapa saat,” pungkasnya. (*)
Reporter: Heri Muliadi
Editor: M. Yanudin