DAERAH yang memiliki potensi pariwista harus didukung infrastruktur yang memadai, konektivitas dan promosi yang baik. Jika ini dijalankan dengan baik tersedia seluruh kebutuhannya, maka potensi pariwisata tersebut dapat menjadi sumber ekonomi bagi daerah. Hal itu diutarakan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), Hendik Sudaryanto kepada Koran Benuanta.
“Pariwisata ini tergantung daerah tertentu yang memiliki anugerah alam akan mendatangkan wisatawan dan harus didukung konektivitas yang bagus. Di Kaltara, (banyak) potensi budaya dan wisata sejarah, ini nilai tambah yang harus digali lebih jauh untuk menarik wisatawan luar dan domestik,” ungkap Hendik.
Lebih jauh dijelaskan Hendik, untuk meningkatkan minat wisatawan terhadap pariwisata di Kaltara harus juga dibuat event yang bagus untuk budaya tersebut. Desa Wisata Setulang misalnya. Trik pemerintah daerah menarik wisatawan datang harus dengan event yang baik dan teruji.
“Sekarang sudah digarap, cuma butuh waktu (belum maksimal). Karena kan melihat kita tidak bisa bergantung penuh pada pertambangan (sebagai pendukung peningkatan lokasi wisata), karena seperti di Kaltim batu bara turun, jadi otomatis pertumbuhannya minus. Kita bersyukur dominasi batu bara tidak sebesar itu, kita didukung pertanian,” jelasnya.
Lanjutnya, sektor perdagangan hotel dan restoran yang di dalamnya ada pariwisata menjadi garapan baru, harus dioptimalkan oleh pemerintah daerah di Kaltara. “Potensi sudah ada, harus digenjot lagi, supaya wisatawan-wisatawan dan terutama harus didukung konektivitasnya,” ujar Hendik.
Desa Setulang, kata Hendik, sebagai contoh daerah yang memiliki karakteristik tersendiri. Tinggal bagaimana pemerintah daerah membangun sarana agar wisatawan mudah menjangkau objek wisata budaya tersebut. “Harus ada infrastruktur, atraksinya, gampang ke sana, ada fasilitas kalau mereka disana. Keberadaan Bank Indonesia mendukung untuk menjaga kestabilan harga dan turut membantu pengembangan perekonomian di daerah salah satunya pariwisata,” terangnya.
Bank Indonesia Kaltara, kata Hendik, sudah mengunjungi Desa Setulang di Malinau. Bank Indonesia menilai infrastruktur dan konektivitas harus dibangun di sana. Sedangkan untuk wisata kuliner, BI Kaltara ikut andil mendukung hadirnya Pusat Wisata Kuliner Bangayo di Jalan Gajah Mada, Kota Tarakan
“Kita sudah jalan di Desa Setulang. Di Bangayo kita lebih fokus ke pembayaran non tunai, kita menggerakkan salah satu ikon wisata kuliner di Tarakan,” imbuhnya.
Hendik yakin, pemprov Kaltara, sudah melakukan upaya maksimal menggerakkan pariwisata dan mempromosikan potensi pariwisata di Kaltara. Hanya saja, menurutnya infrastruktur dan konektivitas harus juga jadi perhatian serius supaya menarik minat wisatawan datang ke Kaltara.
“Di-create yang spesifik yang orang itu, “tidak ada lagi kalau tidak ada disini”, itu yang harus dicari. Apa yang membuat orang mau kesini di daerah lain tidak ada, seperti di Bali dan lainnya, itu mesti dicari, lebih kepada diferensiasi kita disini,” pungkas Hendik. (arz/mtw)