TANJUNG SELOR – Dari 35 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kaltara yang dilantik, dua nama yang menjadi pimpinan. Yakni Norhayati Andris dari PDIP sebagai ketua sementara dan Yancong dari Partai Gerindra sebagai wakil ketua sementara.
Karena diberikan amanat oleh masyarakat Kaltara, maka semua anggota DPRD sudah mulai bekerja. “Secepatnya kita bekerja, akan tancap gas untuk menuju ketua defenitif,” ujar Norhayati kepada benuanta.co.id, Rabu 4 September 2019.
Dirinya bersama anggota lainnya saat ini belum bisa berbuat banyak, hanya saja terus berproses hingga yang menjadi tugas saat menjabat pimpinan sementara harus segera ditunaikan.
Pasalnya tugas pokok pimpinan sementara DPRD Kaltara adalah memimpin rapat DPRD, memfasilitasi pembentukan fraksi, memfasilitasi perumusan rancangan peraturan DPRD tentang tata tertib DPRD dan memproses penetapan pimpinan DPRD defenitif. “Jadi kita takkan berlama-lama, secepatnya sudah harus menyusun program kerja dari anggota terpilih,” bebernya.
Segera berbenah, apalagi harus menyelesaikan anggaran tahun 2020. Ini supaya pemerintah yakni satuan kerja perangkat daerah (SKPD) cepat melakukan lelang pekerjaan. Dirinya menginginkan cepat menyelesaikan internal DPRD, agar semua pekerjaan yang menanti segera terselesaikan.
“Kita akan segera membentuk fraksi, setelah itu akan menyampaikan usulan fraksi-fraksi untuk dimasukkan ke dalam panitia khusus tata tertib (Pansus Tatib) DPRD,” jelasnya.
Salah satu tugas yang ingin memperjuangkan adalah hak-hak kaum perempuan. Dirinya pun tidak minder walaupun anggota DPRD Kaltara yang baru hanya beberapa orang perempuan. Namun akan berjuang agar perempuan mendapatkan kesetaraan seperti kaum laki-laki.
“Kita anggota DPRD Kaltara hanya ada 4 orang perempuan. Untuk itu saya akan mewakili kaum perempuan agar mendapatkan kesetaraan,” ucapnya.
“Maka saya akan memperjuangkan permasalahan perempuan yang ada di Kaltara. Khususnya daerah perbatasan, agar tidak ada lagi kejadian perdagangan manusia,” sambungnya.
Serta untuk anak-anak para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang tidak sempat dibawa orang tuanya untuk bekerja di Malaysia agar diberikan perhatian. (dm/kal)