TARAKAN – Mesin politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kalimantan Utara (Kaltara) mulai dipanaskan. Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) yang digelar di 4 kabupaten maupun Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) di Kaltara mulai digarap serius. Bahkan, siapa bakal calon yang akan digarap PKS siap diumumkan ke publik.
Dari informasi yang didapatkan benuanta.co.id, PKS sudah mulai menjaring para bakal calon Gubernur Kaltara yang akan mereka usung nanti. Nama-nama bakal calon akan dipilih melalui Pemilihan Raya (Pemira) yang digelar serentak di seluruh kabupaten/kota di Kaltara. Pemira itu digelar PKS Ahad 25 Agustus 2019 lalu dengan melibatkan seluruh kader dan simpatisan PKS di Kaltara.
“Para kader dan simpatisan ini mempunyai hak pilih untuk mengusulkan bakal calon Gubernur dan Wakilnya yang akan diusung PKS Kaltara pada Pilkada Kaltara di tahun 2020,” ungkap Ketua Dewan Pimpiunan Wilayah (DPW) PKS Kaltara, Muhammad Nasir melalui rilis yang disampaikan PKS kepada benuanta.co.id.
Sama dengan proses Pemilihan Umum (Pemilu), Pemira yang digelar PKS juga menggunakan Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang ditempatkan di masing-masing kantor Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PKS se Kaltara. Kader dan simpatisan bahkan diberi kemudahan memilih melalui aplikasi online yang disiapkan panitia jika pemilih berhalangan hadir di TPS.
“Bahkan ada panitia pemilihan yg mendatangi rumah-rumah yg merupakan kantong – kantong atau basis massa PKS,” beber pria yang segera dilantik sebagai Anggota DPRD Kaltara ini.
Dijelaskan Nasir, sebelum Pemira dilangsungkan, pihaknya sudah menerima usulan nama dari kader dan simpatisan PKS yang saat ini berjumlah 21 ribu orang di seluruh Kaltara. Untuk itulah, kata Nasir, Pemira diselenggarakan sebagai bentuk kontribusi PKS membangun sistem demokrasi yang lebih sehat di Indonesia.
“Target utama dari Pemira internal ini adalah agar sang pengambil kebijakan di partai ini mengetahui apa yang menjadi aspirasi dari kader. Karena aspirasi atau keinginan para kader merupakan salah satu yang dijadikan bahan pertimbangan di samping pertimbangan – pertimbangan lainnya di dalam mengambil sebuah keputusan nantinya,” ulas dia.
Lebih jauh dijelaskan Nasir, Pemira merupakan bagian dari proses persiapan pemenangan Pilkada untuk menjaring aspirasi seluruh kader. Ia menambahkan, kader PKS merupakan aset utama partai. Oleh karena itu, suara atau apirasi pertama yang harus didengar adalah suara kader.
“Harapan kami, minimal 80 persen kader dari jumlah lebih dari 3.000 kader memberikan partisipasinya,” imbuhnya.
Menurut Nasir, sebagai salah satu komponen penting penyelenggaraan pemerintahan, partai-partai politik di Indonesia perlu memiliki mekanisme pemilihan pemimpin yang lebih modern. Pemira ini pun dinilai Nasir cukup baik diterapkan agar partai politik mampu mendapatkan tokoh-tokoh pilihan kader. Tokoh-tokoh ini tentu harus memiliki kapasitas dan kapabilitas, serta elektabilitas yang tinggi untuk didukung.
“Proses Pemira ini baru langkah awal. Selanjutnya menjalin komunikasi dan silahturahmi dengan bakal calon yang ada, dengan parpol calon koalisi serta mengadakan survey ke masyarakat untuk mengukur elektabilitas calon yang ada,” katanya.
Penyelenggaraan Pemira PKS ini disampaikan secara terbuka melalui media sosial. Terpantau, PKS mencantumkan nama-nama tokoh yang siap dipilih oleh kader dan simpatisan. Dalam kertas suara Pilgub Kaltara, kader disilakan memilih sejumlah nama, mulai Udin Hianggio (Wakil Gubernur Kaltara), Jusuf SK (mantan Wali Kota Tarakan), Irianto Lambrie (Gubernur Kaltara), H Abdul Hafid Achmad (mantan Bupati Nunukan), Undunsyah (Bupati KTT), Yansen TP (Bupati Malinau), Marthin Billa (Mantan Bupati Malinau) dan Zainal Arifin Paliwang (Wakapolda Kaltara). Delapan nama ini masuk dalam bursa bakal calon Gubernur Kaltara.
Sementara di posisi bakal calon Wakil Gubernur Kaltara, diurutkan nama H Danni Iskandar (Anggota DPRD Nunukan/sebelumnya Ketua DPRD Nunukan), H Irwan Sabri (Wakil Ketua DPRD Nunukan), Asmin Laura Hafid (Bupati Nunukan), Kasman Karim (Kader PKS), Muhammad Nasir (Kader PKS), Ary Yusnita (Anggota DPR RI 2014-2019), Sudjati (Bupati Bulungan), Topan Amrullah (Wakil Bupati Malinau), Yansen TP (Bupati Malinau), Marthin Billa (Mantan Bupati Malinau), Undunsyah (Bupati KTT) dan Ingkong Ala (Wakil Bupati Bulungan). (bn11)