benuanta.co.id, TARAKAN – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tarakan menyiagakan layanan meteorologi 24 jam untuk mendukung operasional Pos Komando (Posko) Natal dan Tahun Baru (Nataru). Seluruh dukungan diberikan melalui pemantauan cuaca secara intensif untuk sektor darat, laut, dan udara.
Kepala BMKG Tarakan, M. Sulam Khilmi, mengatakan pihaknya sudah menyampaikan paparan lengkap mengenai prospek cuaca kepada seluruh pemangku kepentingan, termasuk Komite Standar Operasional Bandara (KSOB). Informasi tersebut menjadi pedoman bagi instansi terkait dalam menentukan langkah selama periode libur panjang.
“Kami memberi aba-aba (isyarat), ini anginnya berapa, ada potensi gelombang setinggi apa, atau ada potensi angin kencang. Soal izin atau kelayakan aktivitas bukan ranah BMKG,” ujarnya, Sabtu (6/12/2025).
Ia menegaskan, BMKG merilis prakiraan secara berkala, mulai dari prakiraan 10 hari, 7 hari, 3 hari, 24 jam, hingga pembaruan cepat 6 jam ke depan. Seluruh data ini terus diperbarui untuk memastikan Posko Nataru menerima informasi terbaru.
Meski tidak menempatkan personel di posko luar, BMKG Tarakan tetap menjadi penyedia informasi utama. Pemantauan dilakukan dari Posko Kantor BMKG karena keterbatasan sumber daya manusia. “Jika ada potensi ekstrem, informasi segera kami sampaikan kepada seluruh stakeholder,” jelasnya.
BMKG Tarakan mengoperasikan tiga tim inti yang bekerja penuh waktu, masing-masing tim teknisi, observasi, dan forecaster. Tim observasi melaporkan kondisi cuaca setiap 30 menit, sementara forecaster menganalisis data radar, satelit, dan sensor permukaan.
Selain itu, ia memastikan layanan meteorologi tetap mengikuti standar internasional yang ditetapkan oleh International Civil Aviation Organization (ICAO). Format produk hanya berubah pada tampilan tema sesuai momentum, bukan pada kualitas analisis.
Guna menunjang operasional selama Nataru, BMKG Tarakan telah memperbarui dua Uninterruptible Power Supply (UPS) berkapasitas 10 KVA dan 3 KVA. Pembaruan dilakukan karena radar tidak boleh padam. Ketika listrik (PLN) mati, genset harus menyala dalam waktu kurang dari lima detik.
“Standar kami seperti itu. Radar tidak boleh mati. UPS menjembatani jeda pergantian listrik,” ujarnya.
Dengan penguatan sistem ini, BMKG memastikan seluruh aktivitas pelayanan meteorologi berjalan tanpa hambatan, mulai dari pencatatan hujan per jam hingga pemantauan petir dan angin.
Selama periode November hingga Februari, wilayah Kalimantan Utara (Kaltara) cenderung dilanda hujan intensitas sedang hingga lebat. Namun sesekali terjadi monsoon break, yakni jeda 2 hingga 3 hari ketika cuaca cerah karena sistem monsun sedang melemah sesaat.
Masyarakat bisa memantau prakiraan hingga tingkat kelurahan melalui perangkat digital. “Aplikasinya bisa menampilkan prakiraan 10 hari ke depan sesuai lokasi,” katanya.
Dengan seluruh persiapan tersebut, BMKG Tarakan berharap momentum libur Nataru berjalan aman dan nyaman bagi masyarakat. (*)
Reporter: Sunny Celine
Editor: Yogi Wibawa







