benuanta.co.id, BULUNGAN — Rencana pembangunan Green Airport di Kalimantan Utara kembali menggantung. Sejak pertama kali digaungkan pada awal masa jabatan Gubernur Zainal Arifin Paliwang, proyek yang sempat digadang sebagai bandar udara hijau pertama di Indonesia itu belum menunjukkan perkembangan berarti.
Padahal, nota kesepahaman dengan investor asal Kanada telah diteken di sela gelaran KTT G20 di Bali beberapa tahun lalu. Plt Sekretaris DPMPTSP Kaltara, Rahman Putrayani, menyebut pemerintah daerah masih menunggu kepastian dari pihak investor yang menginisiasi rencana tersebut bersama KADIN pusat.
“Kami masih menunggu bagaimana kejelasannya. Proyek ini kan diinisiasi oleh KADIN pusat, sehingga kami menunggu informasi resmi dari mereka maupun pihak investor,” ujar Rahman.
Upaya komunikasi, kata Rahman, terus dilakukan. Pemerintah provinsi bahkan telah kembali menghubungi pihak investor maupun KADIN pusat untuk memastikan kelanjutan proyek tersebut. Namun hingga kini jawaban yang diterima masih menggantung.
“Sampai sekarang belum ada kepastian. Termasuk dari KADIN pusat juga sudah kami tanyakan, tapi tetap belum ada tindak lanjut,” ujarnya.
Rahman menegaskan apabila investor asal Kanada batal melanjutkan kerja sama, maka pemerintah daerah akan segera membuka peluang bagi calon investor lain. “Kalau mereka tidak jadi, tentu akan kita tawarkan ke investor lain,” katanya.
MoU dengan Kanada sebelumnya menjadi angin segar bagi percepatan pembangunan Green Airport yang disebut akan menjadi simbol kemajuan infrastruktur dan penerapan konsep ramah lingkungan di Kaltara. Untuk menarik minat investor, pemerintah provinsi telah aktif melakukan promosi dan membuka ruang komunikasi dengan berbagai pihak.
Terkait lokasi, Rahman memastikan hanya satu titik yang disiapkan. Kawasan yang ditawarkan berada di antara Binai dan Tanah Kuning, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan—zona yang kini berkembang sebagai pusat aktivitas industri dan logistik.
“Saya berharap ini bisa terealisasi secepatnya. Karena itu kami terus berkomunikasi dengan beberapa calon investor,” katanya.
Soal besaran investasi, Gubernur Zainal sebelumnya menyebut angka yang “tidak kecil”, menandakan proyek ini membutuhkan komitmen modal besar dan kepastian kerja sama jangka panjang.
Hingga kini, publik masih menanti apakah Green Airport di Kaltara akan segera lepas landas, atau kembali menjadi proyek yang tertunda. (*)
Reporter: Ike Julianti
Editor: Ramli







