BI Nilai Ketidakpastian Global Meningkat, Indonesia Tetap Mampu Jaga Stabilitas Ekonomi

benuanta.co.id, TARAKAN – Bank Indonesia (BI) menilai ketidakpastian pasar keuangan global kembali meningkat pada paruh akhir 2025. Situasi tersebut dipicu oleh ancaman temporary government shutdown di Amerika Serikat (AS), arah kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed), serta perlambatan ekonomi di sejumlah negara mitra dagang utama.

Kepala Perwakilan BI Kaltara, Hasiando G. Manik, mengatakan dinamika global tersebut harus terus diwaspadai. “Ketidakpastian global kembali menguat akibat dinamika kebijakan moneter dan fiskal yang terjadi di Amerika Serikat,” ungkapnya, Jumat (21/11/2025).

Baca Juga :  Keterbukaan Informasi Kaltara Naik Signifikan, Gubernur Raih Predikat Informatif

Ia menjelaskan, ekonomi AS masih melambat akibat efek lanjutan tarif dagang serta sempat terhentinya aktivitas pemerintahan. Perlambatan juga terjadi pada ekonomi Jepang, Tiongkok, dan India karena permintaan domestik belum kuat.

Sementara itu, ekonomi Eropa justru tumbuh lebih tinggi dari perkiraan berkat peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi.

Menurutnya, kondisi tersebut diperkirakan menahan ruang pelonggaran suku bunga The Fed hingga akhir 2025. “Kebijakan tarif dan pasar tenaga kerja yang belum stabil membuat The Fed cenderung menahan penurunan suku bunga,” jelasnya.

Baca Juga :  Pj Sekprov Kaltara Ajak Warga Jaga Harmoni Jelang Nataru

Di tengah suasana global yang tidak menentu, Indonesia dinilai mampu menjaga stabilitas ekonomi. Pertumbuhan nasional pada triwulan III 2025 berada di level 5,04 persen year on year (yoy), didukung ekspor dan konsumsi pemerintah. Inflasi juga terjaga pada level 2,86 persen (yoy), dengan inflasi inti sebesar 2,36 persen (yoy).

Meski demikian, inflasi volatile food masih berada di angka 6,59 persen (yoy) dan membutuhkan upaya pengendalian yang lebih kuat. “Inflasi pangan masih tinggi sehingga membutuhkan langkah bersama melalui TPIP, TPID, dan GNPIP agar stabilitas harga tetap terjaga,” tegas Hasiando.

Baca Juga :  Universitas Kaltara Cetak 160 Sarjana di Wisuda ke-13  

BI menilai penguatan konsumsi rumah tangga dan investasi tetap menjadi kunci menjaga resiliensi ekonomi nasional di tengah tekanan global. Ruang koordinasi lintas lembaga di tingkat pusat dan daerah disebut harus terus diperkuat. (*)

Reporter: Sunny Celine

Editor: Yogi Wibawa

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *