Delegasi Sri Lanka Belajar Rehabilitasi Mangrove Alami di Desa Liagu

benuanta.co.id, BULUNGAN – Delegasi dari Kementerian Lingkungan Hidup Sri Lanka melakukan kunjungan ke Desa Liagu, Kecamatan Sekatak, Kabupaten Bulungan pada Kamis (28/8/2025), untuk mempelajari langsung praktik rehabilitasi ekosistem mangrove yang dijalankan Indonesia.

Pihak delegasi mengaku terkesan dengan cara masyarakat dan pemerintah Indonesia menjaga kawasan pesisir secara alami.

Wakil Sekretaris Bidang Lingkungan Pembangunan, Sekretaris Bidang Lingkungan Pembangunan, Kementerian Lingkungan Hidup Sri Lanka, Dr. R. D. S. Jayathunga, menyampaikan kekagumannya terhadap sambutan masyarakat dan kondisi alam di Tarakan dan Bulungan.

Ia mengatakan pengalaman ini menjadi sesuatu yang baru bagi mereka, terutama metode rehabilitasi yang tidak sekadar menanam kembali, tetapi juga menyebar benih mangrove agar tumbuh mengikuti kondisi ekosistemnya.

Baca Juga :  Cegah Kebencanaan di Rumah Sakit, BPBD Kaltara Gelar simulasi Vertical Rescue

Menurutnya, pola ini berbeda dengan praktik yang selama ini dikenal di Sri Lanka. Dirinya menilai pendekatan alami yang dilakukan di Kalimantan Utara dapat memberikan manfaat ganda, bukan hanya menjaga ekosistem, tetapi juga menguntungkan masyarakat, khususnya para nelayan dan petambak.

“Kami benar-benar terkejut dengan cara ini. Ada manfaat ekologis sekaligus ekonomi yang bisa dirasakan masyarakat,” ujarnya.

Delegasi Sri Lanka yang berjumlah 25 orang ini terdiri dari perwakilan kementerian, pejabat provinsi, hingga ketua sekretaris dari lima provinsi di negaranya.

Kehadiran mereka di Kaltara merupakan bagian dari upaya pertukaran pengetahuan dalam pengelolaan lingkungan, sekaligus untuk mengadopsi model yang dinilai berhasil dalam mitigasi perubahan iklim.

Baca Juga :  Bandara Juwata Tarakan Siap Beroperasi sebagai Bandara Internasional

Dr. Ristianto Pribadi, S.Hut., M.Tourism, Direktur Rehabilitasi Mangrove, Kementerian Kehutanan, menjelaskan, pendekatan yang dilakukan adalah ecosystem mangrove regeneration. Bukan sekadar menanam, melainkan mengatur tata hidrologi agar mangrove tumbuh mendekati kondisi alaminya.

“Kami ingin menciptakan ekosistem yang benar-benar alami, bukan sekadar hutan tanaman mangrove,” jelasnya.

Ia menambahkan, Indonesia berkomitmen menjadi contoh dunia dalam pengelolaan ekosistem mangrove. Salah satu langkahnya melalui pembentukan World Mangrove Center yang akan melibatkan Sri Lanka dan negara sahabat lainnya. Dengan cara ini, pengelolaan mangrove tidak hanya difokuskan di Indonesia, melainkan menjadi gerakan global.

Sementara itu, Pj Kepala Desa (Kades) Liagu, Buhari Walmuslim, mengaku bersyukur karena desanya mendapat perhatian internasional. Ia mengatakan dukungan pemerintah kabupaten dan provinsi membuat program rehabilitasi ini berjalan lebih baik.

Baca Juga :  Pj Sekprov Kaltara Ajak Warga Jaga Harmoni Jelang Nataru

“Kami di desa yang jauh ini sangat berterima kasih karena bisa bekerja sama menjaga ekosistem laut bersama LPHD dan KPH. Dengan dukungan semua pihak, apa yang diharapkan masyarakat bisa terwujud,” ungkapnya.

Kunjungan ini diharapkan menjadi awal dari kerja sama yang lebih erat antara Indonesia dan Sri Lanka, khususnya dalam perlindungan ekosistem mangrove yang berperan penting bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat pesisir. (*)

Reporter: Sunny Celine

Editor: Yogi Wibawa

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *