benuanta.co.id, NUNUKAN– Pemerintah Kabupaten Nunukan melalui Dinas Pendidikan berkomitmen kuat untuk meningkatkan mutu pendidikan di wilayah perbatasan dan terpencil.
Melalui pendekatan strategis dan inovatif, Pemkab Nunukan mengembangkan pendekatan yang relevan, kontekstual, dan inklusif bagi seluruh anak di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan, Akhmad menyampaikan berbagai terobosan ini dalam kegiatan Berbagi Praktik Baik dan Diskusi Uji Terap Sistem Pendidikan Jarak Jauh di Indonesia yang diselenggarakan oleh Kemendikdasmen bersama Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI), kemitraan pendidikan antara pemerintah Indonesia dan Australia di Jakarta.
“Pemkab Nunukan memulai transformasi pendidikan dari penguatan konektivitas digital. Melalui program 1 sekolah 1 starlink Pemkab memasang perangkat internet berbasis satelit berkecepatan tinggi di sekolah-sekolah terpencil,” katanya.
Akhmad mengatakan, inisiatif ini membuka akses pembelajaran daring dan memungkinkan guru serta siswa tetap terhubung dengan perkembangan pendidikan global.
“Melalui starlink, guru-guru kami di daerah perbatasan bisa mengikuti dinamika pendidikan nasional dan internasional,” ujarnya.
Selain memperluas akses digital, Pemkab Nunukan mempercepat pembangunan infrastruktur fisik pendidikan.
Pemkab merehabilitasi sekolah-sekolah yang rusak dan membangun unit baru di wilayah rawan banjir, termasuk ruang kelas baru di SDN 002 Krayan Tengah yang didanai melalui Dana Alokasi Umum (DAU) 2024.
Selain itu, membangun rumah dinas guru agar para pendidik dapat tinggal dekat dengan sekolah.
“Banyak guru kami harus menempuh jarak jauh. Rumah dinas adalah solusi nyata bagi kenyamanan dan keberlangsungan tugas mereka,” jelasnya.
Pemkab Nunukan juga fokus meningkatkan kapasitas guru melalui pelatihan berbasis Kelompok Kerja Guru (KKG) di Pulau Nunukan dan Sebatik.
Program ini meningkatkan kompetensi guru kelas awal dan memperkuat kepemimpinan kepala sekolah. Dinas Pendidikan juga rutin menggelar pelatihan tambahan guna menjaga kualitas pengajaran di seluruh wilayah.
Dalam aspek budaya, Pemkab menjalankan Bimbingan Teknis (Bimtek) Revitalisasi Bahasa Tidung untuk memastikan guru mampu mengajarkan bahasa daerah kepada siswa. Langkah ini menjaga warisan budaya tetap hidup dalam proses pembelajaran.
“Untuk kesejahteraan tenaga pendidik, Pemkab Nunukan menyediakan insentif seperti Tunjangan Profesi Guru (TPG), Tunjangan Khusus Guru (TKG), dan Tambahan Tunjangan Penghasilan (TTP) daerah. Insentif ini menjadi bentuk apresiasi atas dedikasi guru di daerah 3T,” tambahnya.
Tak hanya itu, Dinas Pendidikan juga memastikan siswa mendapat dukungan penuh. Mereka menyalurkan Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) ke semua sekolah, memberikan bantuan biaya pendidikan bagi siswa kurang mampu, serta membagikan seragam gratis kepada siswa baru tingkat SD/MI dan SMP/MTs.
Dalam pembelajaran, sekolah-sekolah di Nunukan menerapkan kurikulum kontekstual. Pendekatan ini mengaitkan materi pelajaran dengan realitas kehidupan sehari-hari siswa dan lingkungan mereka, sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan bermakna.
Keberhasilan Nunukan tidak lepas dari jaringan kolaborasi yang luas. Dinas Pendidikan bekerja sama dengan komunitas guru (KKG, MGMP, PGRI), mitra strategis seperti INOVASI, Yayasan Qolbun Salim, Universitas Terbuka, Politeknik Negeri Nunukan, Polres Nunukan, serta pemerintah pusat dan provinsi.
“Semua langkah dilakukan dengan pemantauan dan evaluasi berkelanjutan untuk menjamin efektivitas program,” pungkasnya. (*)
Reporter: Novita A.K
Editor: Endah Agustina







