benuanta.co.id, TANJUNG SELOR – Pasca temuan minyak goreng merek Minyakita 2 kontainer yang isi volumenya berkurang di Kaltara, kebijakan yang diambil temuan ini tidak dilakukan penahanan karena dikhawatirkan terjadi kelangkaan minyak goreng.
Kepala Disperindagkop dan UKM Kaltara, Hasriyani mengatakan, hanya ada satu distributor utama di Kaltara mendapatkan pasokan langsung dari para produsen Minyakita.
“Sempat stagnan di para pedagang seperti di Tenguyun, Gusher dan di Tanjung Selor dikarenakan di D1 (distributor utama) kurang lebih 2 minggu tidak ada pengiriman,” ucapnya kepada benuanta.co.id, Rabu (19/3).
Minyakita yang masuk sebanyak 2 kontainer pun bukan dari produsen tapi dari trader, hasil temuan Indagsi Ditreskrimsus Polda Kaltara ternyata tidak ada harga eceran tertinggi (HET) yang tertera di kemasannya.
“Yang ditemukan hanya ada nama, produsen dan pencantuman 1 liter. Tapi setelah ditakar itu hanya 840 mililiter (ml) dan tidak tercantum HET Rp 15.700,” ujarnya.
Bahkan untuk nama produsen Minyakita tidak terdaftar dalam Sistem Informasi Minyak Goreng Curah (SIMIRAH). Dimana harga belinya sudah tinggi, ketika berada ditangan pedagang dan dijual ke konsumen lebih tinggi lagi.
Hasriyani menyebutkan karena sudah ditemukan, hasil kesepakatannya dengan Indagsi Ditreskrimsus untuk antisipasi kelangkaan karena meningkatnya permintaan jelang lebaran idulfitri.
“Kedua kita melihat dari aspek perputaran permodalan pelaku usaha itu jangan sampai vakum. Distributor ini mau menurunkan dan tetap memenuhi harga penjualan Rp 15.700 serta menyampaikan kepada pedagang bahwa volume yang ada di kemasan tidak sesuai isi,” sebutnya. Dia menjelaskan jika kedatangan minyak ke D1 ini sudah yang ketiga kalinya, asal minyak dari Surabaya. (*)
Reporter: Heri Muliadi
Editor: Ramli