benuanta.co.id, NUNUKAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nunukan telah melakukan pertemuan untuk membahas masalah banjir kiriman dari Malaysia yang sering terjadi di wilayah Sembakung.
Selama ini, pihak Malaysia tidak percaya bahwa banjir di wilayah tersebut disebabkan oleh air kiriman dari negara tetangga. Oleh karena itu, pihak Malaysia meminta dilakukan kajian untuk membuktikan hal tersebut.
Pada pertemuan Sosek Malindo yang sebelumnya telah disepakati, kedua negara sepakat untuk melakukan kajian lebih mendalam mengenai penyebab banjir di wilayah Sembakung. Kajian tersebut akan dilakukan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS), dan yang lebih menggembirakan, dana untuk kajian ini sudah dianggarkan pada tahun 2025.
Menurut informasi yang diperoleh, kajian tersebut dijadwalkan akan dimulai pada bulan Februari 2025. BPBD Nunukan menyambut baik langkah ini karena kajian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas terkait dampak banjir kiriman yang terjadi di Sembakung, yang selama ini menjadi masalah bagi masyarakat setempat.
“Kami berharap kajian ini dapat memberikan hasil yang objektif dan bisa menjadi dasar untuk merencanakan langkah-langkah penanggulangan yang lebih efektif,” Kepala BPBD Nunukan, Arief Budiman, SP., MSI kepada benuanta.co.id, saat ditemui dikantornya, pada Kamis (23/1/2025).
Lanjut dia, pihak BPBD juga berharap dengan adanya kajian ini, dapat terbentuk solusi yang lebih baik untuk mengurangi dampak banjir kiriman dan memberikan perlindungan bagi masyarakat di wilayah Sembakung.
Kajian ini diharapkan menjadi langkah awal untuk meningkatkan kerjasama antara Indonesia dan Malaysia dalam menangani masalah yang selama ini kerap menjadi tantangan bagi kedua negara.(*)
Reporter: Darmawan
Editor: Ramli
