benuanta.co.id, BERAU – Salah satu isu yang menjadi atensi Presiden Joko Widodo hingga keberlanjutan di masa kepemimpinan Presiden Prabowo adalah soal inflasi.
Bahkan pemerintah Provinsi Kalimantan Timur hingga kabupaten ikut bertanggung jawab diberikan tugas menjaga stabilitas, termasuk juga stabilitas harga.
“Makanya kita bersama Forkopimda Berau bergerak cepat, salah satu upaya yang dilakukan untuk menekan inflasi itu adalah dengan menghadirkan kios penyeimbang stabilitas harga bahan pokok,” ujar Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik yang didampingi Pjs Bupati Berau Sufian Agus, saat meninjau dan meresmikan kios di Pasar Sanggam Adji Dilayas, Rabu (30/10/2024).
Dijelaskannya, keberadaan kios penyeimbang di Berau menjadi kios keempat yang ada di Kalimantan Timur.
“Selain Berau, di Samarinda dan Balikpapan masing-masing ada 2 kios penyeimbang. Sedangkan di Penajam Paser Utara (PPU) dan Berau masing-masing 1 kios,” ungkapnya.
“Totalnya 6 kios penyeimbang di Kalimantan Timur. Empat daerah itu menjadi perhatian khusus karena merupakan penyumbang angka inflasi yang cukup tinggi. Bahkan membuat Berau menduduki posisi ke-23 se-Indonesia untuk tingginya angka inflasi,” sambungnya.
Dulu kata dia, hanya 2 daerah yang menjadi sumber inflasi yakni Samarinda dan Balikpapan.
Namun nenurutnya angka itu terus naik setelah masuknya PPU dan Berau dalam urutan penyumbang inflasi di Kaltim.
“Sehingga total ada 4 daerah menjadi sampel untuk inflasi di Kaltim.
Kita lihat penyebab tingginya angka inflasi itu adalah 10 komoditi pokok yang jadi dasar penilaian BPS. Dimana harga dari kpmoditi itu sangat fluktuatif. Sehingga salah satu langkah dilakukan adalah toko penyeimbang karena pasar tidak bisa diintervensi. Ketika suplai besar maka harga rendah, dan sebaliknya,” ucapnya.
Kios penyeimbang juga diharapkan dapat memastikan masyarakat Berau, agar mendapatkan harga bahan pokok yang terjangkau, tanpa menjadi kompetitor bagi pedagang lainnya.
“Dimana inisiatif ini merupakan arahan dari Kementerian, untuk mengambil kebijakan tepat sasaran,” bebernya.
Selain kios penyeimbang, pemerintah juga mengembangkan sistem peringatan dini (Early Warning System/EWS) yang bertujuan untuk memastikan ketersediaan bahan pokok di Kalimantan Timur.
“Dan kios penyeimbang berfungsi sebagai ujung tombak dalam sistem ini, bertujuan untuk mendeteksi potensi kenaikan harga komoditas,” pungkasnya. (*)
Reporter:Georgie
Editor: Nicky Saputra