Ekonomi Syariah Kaltara Tumbuh Pesat, BI Perkuat Dukungan dan Inisiatif

benuanta.co.id, TARAKAN – Perkembangan ekonomi syariah di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) terus menunjukkan tren positif dalam beberapa tahun terakhir.

Pertumbuhan ekonomi Kaltara tercatat mencapai 4,60% (yoy) pada triwulan II 2024, didorong oleh sektor ekonomi syariah yang semakin berkembang. Dukungan dari perbankan syariah menjadi semakin nyata, dengan penyaluran pembiayaan syariah yang mencapai Rp 945 miliar pada Agustus 2024, meningkat 0,66% dibandingkan bulan sebelumnya. Dana pihak ketiga (DPK) yang disimpan di perbankan syariah mencapai Rp 549 miliar.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara (KPwBI Prov Kaktara) Wahyu Indra Sukma, menegaskan bahwa akselerasi sertifikasi halal turut berperan dalam pengembangan ekonomi syariah di Kaltara.

“Pada tahun 2024, sertifikasi halal terus ditingkatkan, dengan total capaian self-declare sebanyak 623, skema reguler 51, dan fasilitasi 274 sertifikasi halal di seluruh Kalimantan Utara,” ungkapnya pada benuanta.co.id, Kamis (26/9).

Sukma menuturkan BI Kaltara mendorong ekonomi syariah antara lain melalui pelatihan Sertifikasi Jaminan Halal (SJH). Pelatihan ini sangat penting sebagai syarat bagi pelaku usaha untuk mendapatkan sertifikasi halal. Selain itu, BI juga menggelar Festival Literasi Ekonomi dan Keuangan Syariah, serta seminar “Halal Value Chain” yang diikuti oleh lebih dari 250 peserta dari berbagai kalangan, termasuk akademisi, mahasiswa, UMKM, dan instansi pemerintah daerah.

Baca Juga :  Bank Muamalat Hadapi Tantangan dan Peluang dalam Membangun Ekonomi Syariah di Tarakan

Untuk mendukung pertumbuhan UMKM, BI Kaltara juga mengadakan Bazar UMKM Halal, yang menghadirkan 25 UMKM dari 5 kabupaten/kota di Kalimantan Utara. Selama bazar yang berlangsung pada 20-23 Maret, omzet mencapai lebih dari Rp 130 juta.

“Kegiatan ini membantu UMKM untuk lebih dikenal dan menggerakkan roda ekonomi syariah di Kaltara,” kata Wahyu.

Fokus pengembangan ekonomi syariah di Kalimantan Utara mencakup sektor perdagangan dan industri pengolahan, khususnya makanan dan minuman. UMKM menjadi salah satu sektor yang mendapat perhatian khusus karena potensinya yang besar dalam mendorong ekonomi syariah di Kaltara.

“Kami melihat UMKM sebagai motor penggerak utama dalam pengembangan ekonomi syariah di Kaltara,” jelas Wahyu.

Meski begitu, tantangan geografis Kaltara yang luas menjadi salah satu kendala dalam memperluas adopsi ekonomi syariah. Untuk mengatasinya, BI Kaltara melakukan berbagai program literasi di beberapa wilayah seperti Tarakan, Bulungan, dan Nunukan, serta melibatkan UMKM dari lima kabupaten/kota dalam pelatihan dan showcase di tingkat provinsi maupun nasional.

Selain itu, peran lembaga keuangan syariah seperti bank dan BMT sangat vital dalam mendukung pertumbuhan ekonomi syariah di Kalimantan Utara. Data menunjukkan penyaluran pembiayaan syariah yang mencapai Rp 945 miliar dan DPK sebesar Rp 549 miliar.

Baca Juga :  Airlangga Nilai RI Siap Untuk Terapkan Biodiesel B40 pada 2025

“Lembaga keuangan syariah memainkan peran penting sebagai penyedia dana dan pembiayaan bagi pelaku usaha syariah,” ujar Wahyu.

BI Kaltara juga berupaya meningkatkan literasi keuangan syariah kepada masyarakat melalui berbagai program edukasi. Salah satu program literasi yang mendapat perhatian besar adalah Kaltara Sharia Festival (Kashafa). Di dalamnya terdapat seminar halal untuk UMKM dan festival literasi ekonomi syariah yang diikuti oleh siswa sekolah.

Inisiatif BI dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi syariah di Kaltara termasuk mengadakan Kaltara Sharia Festival (Kashafa) sebagai upaya menggabungkan pameran UMKM halal, literasi ekonomi syariah, dan business matching pembiayaan syariah. Melalui kegiatan ini, pelaku usaha syariah mendapatkan ruang untuk memperluas jaringan dan akses pembiayaan.

Kashafa juga berperan dalam mendukung sertifikasi halal bagi pelaku usaha. “Pojok Sertifikasi Halal yang kami sediakan di Kashafa memudahkan pelaku usaha dalam mengurus sertifikasi halal,” tambah Wahyu. Selain itu, terdapat Pojok Pembiayaan Perbankan Syariah yang menjadi tempat bagi UMKM untuk melakukan business matching dengan lembaga keuangan syariah.

Untuk memperkuat ekosistem ekonomi syariah di Kalimantan Utara, BI Kaltara juga bekerja sama dengan berbagai pihak seperti BPJPH Kemenag, LPPOM MUI, Disperindagkop, dan Bank Syariah Indonesia (BSI). Program kerjasama ini mencakup pelatihan, pendampingan, dan fasilitasi bagi pelaku usaha, khususnya di sektor makanan dan minuman.

Baca Juga :  Presiden Resmikan Injeksi Bauksit Perdana Penuhi Kebutuhan Aluminium

Tak hanya di tingkat regional, BI Kaltara juga aktif berpartisipasi dalam Festival Ekonomi Syariah (FESyar) di Kawasan Timur Indonesia. Kegiatan ini melibatkan pelaku usaha halal, lembaga Ziswaf, dan unit usaha pesantren untuk saling bertukar pikiran dan mengembangkan ekonomi syariah di wilayah masing-masing.

Wahyu menegaskan bahwa BI Kaltara akan terus berkomitmen mendukung pengembangan ekonomi syariah melalui berbagai program dan inisiatif strategis.

“Kami ingin ekonomi syariah menjadi bagian yang semakin kuat dan inklusif dalam perekonomian Kaltara,” ujarnya.

Dengan berbagai langkah konkret ini, diharapkan ekonomi syariah di Kalimantan Utara akan terus tumbuh dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian daerah dan nasional. (*)

Reporter: Maqbul

Editor: Ramli

TS Poll - Loading poll ...
Coming Soon
Calon Pemimpin Kaltara 2024-2029 Pilihanmu
{{ row.Answer_Title }} {{row.tsp_result_percent}} % {{row.Answer_Votes}} {{row.Answer_Votes}} ( {{row.tsp_result_percent}} % ) {{ tsp_result_no }}

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *