benuanta.co.id, TARAKAN – Ditpolairud Polda Kaltara fokus memberantas kejahatan narkotika di perairan Kalimantan Utara (Kaltara). Selain narkotika, pihaknya juga fokus terhadap kejahatan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
Kapolda Kaltara, Irjen Pol Hary Sudwijanto melalui Dirpolairud Polda Kaltara, Kombes Pol Bambang Wiriawan mengungkapkan, beberapa waktu terakhir pihaknya sempat melakukan penangkapan terkait pelaku narkotika jenis sabu seberat 6 kilogram.
“Sempat kita ungkap juga sampai kejar-kejaran dan petugas dan menembaki body speedboat pelaku itu,” ungkapnya, Senin (5/8/2024).
Ia melanjutkan modus digunakan para pelaku rerata memiliki kesamaan. Terlebih pada malam hari, pelaku menggunakan kesempatan untuk mematikan lampu speedboat dan berlari ke sungai kecil. Parahnya, yang menjadi korban adalah nelayan budidaya tambak.
“Karena ada nelayan tambak yang tidak tahu apa-apa, tetapi tidak bisa dipungkiri memang sarang sabu itu ada di tambak,” lanjutnya.
Adapun untuk pola operasi sendiri, pihaknya menyiagakan beberapa alutsista yang tersebar di perairan Kaltara, seperti di wilayah Sebatik, Nunukan dan Bulungan. Tak hanya itu, pola operasi intelijen juga digunakan Ditpolairud Polda Kaltara dalam menyisir informasi peredaran narkotika di perairan.
“Kita ada lima pos standby untuk kapal, khususnya di pintu masuk yang sudah kita petakan ada kerawanan. Sudah dilengkapi dengan kapal juga,” imbuhnya.
Sementara untuk kejahatan TPPO sendiri, pihaknya menilai terdapat perbedaan modus kali ini. Terakhir, pihaknya memantau adanya modus wisatawan yang datang melalui Sebatik, Nunukan. Sehingga, aktivitas TPPO memiliki kemungkinan kecil untuk diendus petugas.
“Jadi tidak gerombolan lagi, kalau kemarin kan datangnya gerombolan. Terus diangkut pakai kapal, nah sekarang ini satu orang satu orang,” tukasnya.
Perwira melati tiga itu menyebut, selain fokus terhadap dua tindak kejahatan diatas, pihaknya juga fokus untuk meningkatkan keamanan di wilayah proyek-proyek besar di Kaltara. Seperti diketahui, beberapa proyek yang tengah dalam pembangunan di Kaltara memiliki pelabuhan masing-masing.
Sehingga pihaknya juga memiliki peran mensosialisasikan kepada nelayan untuk tak beraktivitas di perairan tersebut. Meski sejauh ini, pihaknya belum mendapatkan laporan adanya aktivitas kapal yang akan beroperasi di kawasan pelabuhan.
“Kita pantau terus, seperti Chipmil ini kan dipinggir laut, pasti nanti akan banyak kapal dan berpotensi bergesekan dengan nelayan khususnya nelayan tangkap. Sekarang belum ada laporan, tapi kalau ada kapal nanti pasti mereka melapor dan kita akan awasi,” pungkasnya. (*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Yogi Wibawa