benuanta.co.id, TANJUNG SELOR – Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2024 Dinas Kesehatan Kalimantan Utara (Kaltara) menggelar sosialisasi bertajuk masyarakat bergerak bersama melawan narkoba wujudkan Indonesia bersinar.
Kepala dinas kesehatan Usman mengatakan kegiatan peringatan seperti ini tidak hanya sebagai salah satu bentuk perjuangan bersama melawan narkoba. Kegiatan ini juga sebagai momentum yang baik untuk memperkuat aksi dan kerja dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang terbebas dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika.
“Peringatan hari HANI merupakan bukti masih bergaungnya perlawanan terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika melalui gerakan-gerakan seluruh dunia termasuk Indonesia khususnya Kaltara,” kata Usman.
Tak hanya itu, dia juga menyebutkan peringatan hari HANI sebagai bentuk keprihatinan terhadap semakin maraknya penggunaan narkotika tidak hanya menyasar masyarakat tetapi juga masyarakat.
“Melalui HANI ini diharapkan, dapat dimaknai sebagai momentum untuk berkontemplasi terhadap kebijakan dan langkah penanganan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika yang telah dilakukan selama ini,” sebutnya.
Sesuai dengan data global saat ini menunjukkan, bahwa penyalahgunaan narkotika telah mencapai angka 296 juta jiwa, naik sebesar 12 juta jiwa di bandingkan dengan tahun sebelumnya.
Angka ini mewakili 5,8 persen penduduk dunia yang berusia15-64 tahun. Sedangkan hasil survei nasional prevalensi penyalahgunaan narkotika tahun 2023 menunjukkan bahwa angka prevalensi sebesar 1,73 persen atau setara dengan 3,3 juta penduduk Indonesia berusia 15-64 tahun.
“Dari data itu menunjukan adanya peningkatan penyalahgunaan narkotika secara signifikan pada kalangan data ini menunjukkan adanya peningkatan kelompok umur 15-64 tahun,” jelas Usman.
“Data tersebut juga memiliki arti bahwa 12 ribu masyakarat kaltara berada dalam ancaman narkotika,” jelasnya lagi.
Kewaspadaan ini tentunya harus lebih ditingkatkan berdasarkan data yang didapatkan dari BNN behawa peredaran narkotika menggunakan banyak modus. (*)
Reporter: Ike Julianti