benuanta.co.id, TARAKAN – Pembelajaran angkatan pertama Fakultas Kedokteran Universitas Borneo Tarakan (UBT) tahun 2024 akan didampingi dosen dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.
Terkait hal tersebut, Rektor UBT, Prof. Adri Patton melalui Wakil Rektor Satu UBT, Dr. Ir. Adi Sutrisno mengungkapkan terdapat 40 mahasiswa yang akan diterima pada angkatan pertama ini. 40 mahasiswa tersebut akan dibagi menjadi tiga jalur yaitu 12 orang dari jalur prestasi, 16 orang jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) dan 12 orang melalui jalur mandiri.
“Yang daftar 190 waktu jalur prestasi. Kalau yang jalur tes ini belum bisa kita lihat. Tetapi peminat paling banyak dari Kalimantan Utara,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Ia membeberkan peminat Fakultas Kedokteran UBT tidak hanya berasal dari Tarakan namun, juga berasal dari Yogyakarta, Sumatera, dan Sulawesi. Selama proses perkuliahan, kelengkapan proses belajar mengajar sepert kurikulum, hingga model praktikumnya akan dibantu dosen dari UGM. Kendati demikian, dokter-dokter spesialis dari seluruh Kaltara pun akan ikut serta membantu kegiatan belajar mahasiswa kedokteran tersebut.
Disinggung mengenai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berasal dari UBT sendiri, ia mengatakan saat ini pihaknya tengah mempersiapkan dosen UBT dan dokter-dokter dari Kaltara yang berpotensi untuk di sekolahkan. Ketika sudah siap, para dosen dan dokter tersebut akan menggantikan dosen dari UGM yang melakukan pendampingan.
“Ada lebih 40 orang mau membantu menjadi dosen di UBT,” singkatnya.
Saat ini fasilitas Fakultas Kedokteran UBT untuk perkuliahan menggunakan gedung Laboratorium Central Ilmu Hayati dan dalam proses pembelajaran akan menggunakan sistem smart class. Pembelajaran smart class merupakan pembelajaran dimana dosen mengajar dari UGM dan terkoneksi dengan mahasiswa yang berada di UBT.
“Terus mahasiswanya ada di dalam sebuah kelas yang terkoneksi dengan kelas yang ada di Yogyakarta. Mahasiswa di dalam kelas tetap ada dosen pendamping tetapi yang sifatnya tidak praktek. Karena kedokteran tidak boleh error, karena kalau error bahaya,” pungkasnya. (*)
Reporter: Sunny Celine
Editor: Nicky Saputra