benuanta.co.id, TARAKAN – Kalimantan Utara (Kaltara) baru memiliki dua Pos SAR yang bertugas dalam pencarian, pertolongan, penyelamatan, dan evakuasi terhadap masyarakat. Terdapat wacana sebelumnya yakni pendirian Pos SAR baru di wilayah Ibu Kota yakni Tanjung Selor.
Mengenai hal itu, Direktur Kesiapsiagaan Basarnas RI, Noer Isrodin Muchlisin mengatakan, jika terdapat usulan pembentukan Pos SAR baru di suatu wilayah, akan dilakukan kajian terlebih dahulu di Basarnas RI. Namun, hingga saat ini pihaknya memetakan laka mendominasi berada di perairan.
“Di sini kan tidak ada potensi banjir, tanah longsor juga. Sehingga 3 tahun terakhir itu ya yang kita tangani di perairan,” katanya.
Selain itu, SDM saat ini sebanyak 75 orang juga sudah dirasa cukup. Diharapkan, SDM yang ada untuk terus mengembangkan potensi diri dalam menyelamatkan korban jiwa. Pihaknya pun menekankan agar Pos SAR yang ada, yakni Tarakan dan Nunukan untuk memperluas jejaring informasi.
“Tapi nanti kita lihat dulu proyeksinya, di wilayah mana yang paling sering terjadi laka di perairan,” singkatnya.
Sementara itu, Kepala Basarnas Tarakan, Syahril menerangkan, pihaknya masih harus melakukan analisa terkait jumlah operasi SAR yang ada di masing-masing wilayah Kaltara. Selain itu, perlunya menjalin komunikasi dengan pemerintah daerah guna menentukan titik Pos SAR baru.
“Untuk standar pembentukan pos ini ada. Kalah tidak salah ada 30an kejadian dalam setahun. Ini kita lihat tidak terlalu intens di wilayah tersebut,” terangnya.
Sejauh ini, pihaknya baru menganalisa skala Kaltara untuk jumlah kecelakaan SAR. Sehingga Pos SAR di Tanjung Selor belum di usulkan untuk didirikan. Sejauh ini, jika terjadi kecelakaan SAR di wilayah Tanjung Selor, pihaknya masih dapat mengakses dari Pos SAR Tarakan dengan respon time yang cukup.
“Selain kejadian itu, kami harus ada lokasi untuk pendirian Pos SAR. Sementara saat ini pemerintah sedang fokus pembangunan untuk IKN,” tandasnya. (*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Nicky Saputra