benuanta.co.id, BULUNGAN – Pada tanggal 14 Februari 2024, seluruh rakyat Indonesia akan menyongsong Pemilihan Umum (Pemilu) dengan penuh semangat dan partisipasi aktif. Namun sebelum itu, setidaknya warga Indonesia yang berasal dari etnis Tionghoa akan merayakan hari Imlek Kongzili.
Dalam merayakan Imlek, masyarakat Tionghoa memiliki tradisi bagi-bagi angpau yang menjadi simbol keberuntungan dan kebahagiaan. Namun, dalam momentum Imlek Kongzili, penting juga bagi masyarakat untuk memahami tradisi dan menghindari unsur kampanye yang bisa merusak pesta perayaan tersebut.
“Jadi perlu kita sama-sama pahami bahwa tidak ada larangan terkait open house kepada masyarakat yang merayakan imlek. Pun terkait pembagian angpau, itukan merupakan tradisi dr zaman dulu ya,” ujar Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Bulungan, Sri Wahyuni, Kamis, 8 Februari 2024.
Namun, dalam momentum Pemilu 2024, masyarakat harus tetap memahami tradisi dan tidak melibatkan unsur kampanye di dalamnya. Sri Wahyuni menambahkan bahwa pembagian angpau umumnya diberikan kepada anggota keluarga yang masih lajang dan anak-anak dengan amplop khusus berwarna merah.
“Isi amplop tidak boleh ganjil dan tidak boleh mengandung angka 4 karena memiliki arti yang tidak baik dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa,” paparnya.
Sebagai lembaga pengawas pemilu, Bawaslu Bulungan juga mengeluarkan himbauan terkait perayaan Imlek Kongzili dan meminta masyarakat untuk tidak menggunakan momentum Imlek sebagai alasan untuk melakukan kampanye tersembunyi atau membawa kepentingan politis ke dalam acara open house.
“Jadi, tidak seperti perayaan Idul Fitri yang biasa terjadi misalkan ada yang namanya bagi-bagi THR, yang mana bisa diberikan ke semua orang,” ucapnya.
“Nah cuma memang, yang perlu digaris bawahi adalah jangan sampai juga momentum ini saat pembagian angpao ada terselip unsur-unsur kampanye,” sambungnya.
Pada dasarnya, penting bagi semua orang untuk memahami dan menghargai tradisi masyarakat lain. Perayaan Imlek Kongzili sebagai bagian dari budaya Tionghoa adalah sebuah momentum yang sangat penting.
Namun karena tengah dalam momentum Pemilu 2024, masyarakat harus tetap berhati-hati dalam melaksanakan tradisi dan menghindari menggunakan momentum tersebut untuk kepentingan kampanye.(*)
Reporter: Heri Muliadi
Editor: Ramli