benuanta.co.id, TARAKAN – Satuan Tugas (Satgas) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Kaltara minta perbankan ikut ambil andil dalam program penurunan stunting.
Terdapat 15 perbankan yang diundang dalam pemaparan perkembangan stunting di Kota Tarakan. Koordinator TTPS Kaltara, Musa Tangjongan mengatakan dari ke 15 perbankan yang diundang hanya ada enam orang perwakilan yang hadir pada pertemuan tersebut.
“Hasil pertemuan tadi akan kami kirimkan proposal sebagai output tindaklanjut agar proposal segera dimasukkan ke perbankan dalam rangka percepatan penurunan stunting,” ujar Musa, Senin (27/11/2023).
Terkait kontribusi yang diberikan pihak perbankan di Tarakan, dikatakan Musa memang sudah ada kontribusi, namun masih belum maksimal. Ia memberikan contoh di daerah Bulungan sendiri terdapat bank Kaltimtara yang sudah banyak memberikan kontribusi untuk penurunan stunting.
Menurutnya, pertemuan kali ini merupakan strategi yang dilakukan Wakil Wali Kota Tarakan dalam mengajak pihak perbankan untuk berpartisipasi dalam rangka penurunan stunting di Tarakan melalui bapak asuh
Tak hanya sebagai bapak asuh, kontribusi perbankan tergantung kebijakan perusahaan masing-masing. Satgas pun sudah menyampaikan Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) selain itu program lain bisa selaras dengan program CSR-nya perbankan dan bisa dikolaborasikan.
Tambahnya, sebagai satgas stunting ia bertugas untuk memfasilitasi pihak perusahaan bertemu dalam rangka melakukan intervensi. Bantuan dapat berupa air bersih, edukasi, peningkatan PMT. Total anggaran intervensi diperkirakan sekitar Rp 30 miliar khusus jamban saja misalnya belum dari sektor air.
“Kendala pendanaan saja karena butuh dana besar. Kalau program PMT paling Rp 1 miliar sampai Rp2 miliar memberi makan enam bulan. Tapi kalau fisik kurang lebih Rp 30,3 miliar itu untuk rencana anggaran biaya intervensi sensitive melalui program paket pembangunan jamban sehat bagi keluarga berisiko stunting, miskin, dan MBR,” jelasnya.
Total nilai proposal Program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) sebesar Rp 2.458.800.000, di Tarakan terdiri dari 683 balita. Satu hari dibutuhkan dana sebanyak Rp 13.660.000 ribu, selama 30 hari sebesar Rp 409.800 ribu. Tak hanya itu, volume selama 6 bulan, kebutuhan BAAS sebesar Rp 2.458.800.000. Di Kaltara sendiri total balita yang masuk adalam rencana anggaran biaya sebanyak 3.708 dengan nilai 6 bulan sebanyak Rp 13.348.800.000.
“Program BAAS ini meliputi program paket Pemberian Makanan Tambahan atau dikenal PMT,” pungkasnya.(*)
Reporter: Sunny Celine
Editor: Ramli