benuanta.co.id, Tarakan – Jalesveva Jayamahe (Justru di Lautan Kita Jaya) adalah semboyan yang melekat pada Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL). Kehadiran Pos TNI AL di Perairan Kabupaten Tana Tidung (KTT) menjadi salah satu harapan warga.
Tak sedikit warga menjadi korban para perampok di perairan KTT. Terlebih para pembudidaya pertambakan yang kerap menjadi incaran. Komplotan perampok tambak yang menguasai medan ini, dianggap menemui lawan tangguh, yakni personel TNI AL yang rutin melakukan patrol di titik – titik rawan perampok.
Sejak hadrinya Pos TNI AL ini, aktivitas kriminal di perairan KTT terbilang berkurang. Mulai dari perampok tambak hingga kegiatan illegal lainnya perlahan surut. Jauh sebelum adanya Pos TNI AL itu, warga kerap menjadi sasaran empuk perampok.
Salah satu warga Tarakan yang pernah menjadi korban perampokan, Totok menceritakan, saat hendak menjual hasil panen ke Kota Tarakan speed yang ia tumpangi dihadang dan ditodong dengan senjata api rakitan.
“Udangnya dan barang berharga seperti dompet handphone selular pun dirampas, kala itu Pos TNI AL belum berdiri,” ungkapnya.
Totok bersyukur saat peristiwa itu terjadi di mana perampok tidak melukai. Ia kerap mendengarkan cerita dari warga lain bahwa komplotan perampok kerap melukai korban sekalipun tidak melakukan perlawanan.
“Kadang speed beserta mesin pun diambil, dan korban ditinggal di pulau bahkan disuruh berenang,” ujarnya.
Salah seorang warga Desa Bebatu, Mustafa membenarkan jika perairan Sungai Sesayap sering terjadi perampokan. Diketahui para pelakunya merupakan warga penghuni tambak yang letaknya berada di area muara sungai dekat Pulau Tarakan. Mustafa membantah jika pelakunya warga Desa Bebatu. Namun, semenjak adanya Pos TNI AL warga maupun para petambak tidak pernah lagi menjadi korban dari ganasnya perampok.
“Perampok sadis, jadi seluruh hasil panen petambak maupun warga sekitar kerap menjadi korban, mereka ini sadis dan memiliki senjata api rakitan saat melakukan aksinya,” ucap pria berambut putih ini.
Kini, personel TNI AL kerap melakukan patroli kapal di sepanjang wilayah perairan Sungai Sesayap dan sekitarnya. Terpisah, Komandan Pos TNI AL Kabupaten Tana Tidung Lantamal XIII, Kapten Laut (PM) Agus PB membenarkan apa yang telah disampaikan masayarakat sekitar jika Sungai Sesayap dahulunya sering terjadi perampokan.
Sebelum adanya Pos TNI AL, para komplotan perampok kerap menjarai hasil panen petani tambak hingga berani memasuki wilayah perkampungan milik warga. Dengan adanya gangguan keamanan tersebut, maka didirikanlah pos TNI AL.
“Lambat laun permasalahan keamanan pun mulai berkurang. Hingga detik ini sudah tidak ada lagi laporan masyarakat atas adanya perampokan yang kerap meneror warga,” singkapnya.
Agus PB menerangkan bahwa Pos TNI AL didirikan oleh Lantamal Tarakan pada tahun 2012 silam. Sejauh ini, komplotan perampok tak pernah berani melawan petugas sekalipun memiliki senjata api.
“Jadi mereka itu punya mata-mata, sebelum komplotan rampok melakukan aksinya terlebih dahulu mereka menyebarkan mata-matanya untuk membaca situasi dan kondisi potensial sasaran, tutur Komandan Pos TNI AL.
Komandan Pos TNI AL mengatakan, sejauh ini masyarakat sekitar tidak pernah meminta jasa pengawalan kala membawa hasil panennya ke Kota Tarakan. Guna mengantisipasi terulangnya ancaman keamanan di wilayah pengawasannya, TNI AL kerap melakukan patroli maupun kunjungan ke sejumlah pertambakan.
“Kami menyebarkan nomor telepon personel Pos TNI AL ke sejumlah pemilik tambak maupun warga sekitar. Jika terjadi masalah keamaan mohon ingat kami dan melaporkan kepada kami,” tegasnya.
Adapun wilayah pengawasan Pos TNI AL Kabupaten Tana Tidung meliputi Kecamatan Sesayap, Kecamatan Tanah Merah, bahkan hingga ke Kabupaten Malinau lantaran belum memiliki POS. Saat ini, anggota TNI AL KTT memiliki empat orang personel.
Agus yang bernada bicara ceria mengungkapkan, selain menjaga keamanan di wilayah perairan. TNI AL KTT juga membaur dan membantu segala kegiatan yang dilakukan masyarakat Desa Bebatu baik itu masyarakat umum maupun pelajar.
“Kami memiliki Bintara Pembina Potensi Maritim atau dikenal dengan Babinpotmar,” terangnya.
Babinpotmar bertugas membantu masyarakat maupun nelayan dalam berbagai kegiatan seperti pembuatan perahu, pelestarian alam seperti menanam mangrove, membantu anak sekolah dalam melatih Peraturan Baris Berbaris (PBB), kegiatan olahraga maupun lainnya.
“Intinya kita melayani segala keluhan masyarakat di darat maupun di air,” tutupnya. (*)
Reporter : Okta Balang
Editor: Nicky Saputra