benuanta.co.id, BALIKPAPAN – Sebagai agenda nasional, transisi energi yang sedang dilakukan Indonesia menjadi salah satu upaya menjaga ketahanan energi dan mewujudkan ekonomi hijau di seluruh penjuru Tanah Air.
Karena itu Institute For Enssential Service Reform (IESR) menggelar program bertajuk Jelajah Energi berkoaborasi dengan CASE, Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ), dan Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), yang digelar mulai tanggal 5 hingga 7 September 2023.
Program ini disusun untuk melihat secara langsung dan lebih dekat dengan perkembangan engeri terbarukan yang ada di Indonesia, khususnya Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Untuk peserta dari kelompok masyarakat yang terdiri dari Duta Wisata Kaltim, Duta Lingkungan Kota Balikpapan, Kawal Borneo Community, Bank Telihan, Srikandi Konservasi, WALHI Kaltim, Yayasan Bumi, dan Su-re.co.
Untuk peserta dari akademisi yang terdiri dari Universitas Mulawarman, Politeknik Negeri Samarinda, dan SRE Institut Teknologi Kalimantan, serta puluhan awak media lokal juga nasional turut hadir sebagai peserta di kegiatan jelajah energi Kaltim.
Kegiatan dengan tema “Penguatan Peran Elemen Masyarakat Daerah Memulai Transisi Energi Berkeadilan Menyongsong Indonesia Bebas Emisi 2060” merupakan agenda nasional untuk mengetahui kesiapan instansi terkait dengan transisi energi di Indonesia.
Setidaknya ada lima lokasi yang dikunjungi tim Jelajah Energi Kaltim untuk melihat hasil implementasi dari transisi energi. Mulai dari PT Pertamina Hulu Mahakam, di mana instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sudah dilakukan sejak 2015.
Selanjutnya ada biogas Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Manggar yang sudah memanfaatkan gas metana hasil penimbunan sampah dan telah dilakukan sejak 2012 lalu.
Ketiga, biogas kotoran ternak di Desa Mulawarman, Kabupaten Kutai Kartanegara, di mana kotoran cair dan padat dari hewan mampu menghasilkan gas, kemudian dialirkan ke kompor para warga setempat.
Keempat, co-firing PLTU PT PLN Nusantara Power UP Kaltim Teluk sebagai salah satu pembangkit listrik tenaga uap terbesar di Pulau Kalimantan dan menggunakan biomassa sebagai bahan bakar co-firing.
Kelima, PLTS terpusat Desa Menamang Kanan Muara Kaman, di mana PLTS di sana mampu memenuhi kebutuhan listrik wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) dan sudah berdiri sejak 2022.
Perwakilan dari Kementerian PPN/Bappenas, Dr. Rachmat Mardiana dari menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu upaya bisa menyusun narasi positif tentang energi baru terbarukan (EBT) secara bersama-sama.
“Kalau melihat sisi potensi sumber energi dari batu bara di Kalimantan, dan juga biomassa yang bisa di kembangkan sebagai sumber energi terbarukan. Saat ini sedang di lakukan penyusunan dokumen untuk di tahun 2045, dan minimal pertumbuhan ekonomi 6 persen pertahun sebagai salah satu syaratnya,” katanya.
Sementara itu Kepala Bidang EBTKE Kementerian ESDM Provinsi Kaltim, Elly Luchritia Nova mengungkapkan, transisi energi bermanfaat bagi kehidupan manusia. Terlebih energi terbarukan tentunya lebih ramah lingkungan karena dapat mengurangi pencemaran udara dan kerusakan lingkungan.
Selain itu, adanya transisi energi ini diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk lebih mandiri karena bahan dasar energinya mudah didapat.
“Tidak perlu bergantung atas kesediaan atau stok energi terbarukan yang dominan masih impor. Kemudian juga tidak memberikan kriminalitas produksi secara khusus karena bisa diproduksi di mana saja, serta mendorong pertumbuhan ekonomi secara signifikan,” tandasnya. (*)
Reporter/Editor: Yogi Wibawa