benuanta.co.id, TARAKAN – Upaya Perpustakaan dan Kearsipan Kota Tarakan ikut membantu menekan angka stunting melalui memberikan program pelatihan pengelolaan makanan sehat kepada Ibu Rumah Tangga (IRT).
Pustakawan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Tarakan, Dharmawati menjelaskan, saat ini Indonesia gencar menekan angka stunting. Mirisnya, angka kemiskinan turun namun stunting meningkat.
‘’Logikanya, jika masyarakatnya sejahtera, tentu tidak ada anak yang kurang gizi,’’ ucap Dharma, Senin (21/8/2023).
Dharmawati mengungkapkan, gizi buruk bukan ditenggarai akibat faktor ekonomi melainkan akibat pola makanan yang dihidangkan. Salah satunya adalah makanan cepat saji.
Dengan adanya program transformasi, perpustakaan harus jeli melihat kebutuhan masyarakat.
‘’Jangan membuat program yang sebenarnya tidak dibutuhkan masyarakat, tentu akan mubazir,’’ tutur Dharmawati saat berada di lantai dasar gedung perpustakaan Kota Tarakan.
Dharmawati mengatakan, berdasarkan isu yang berkembang, perpustakaan membuat pelatihan pengolahan bahan dasar untuk pencegahan stunting berupa pembuatan makanan sederhana yang ada disekitar masyarakat.
‘’Sekalipun sederhana namun memiliki gizi tinggi,’’ terangnya.
Dalam menjalankan program tersebut, Perpustakaan Tarakan juga menggaet sejumlah ahli gizi.
Ia menerangkan jika anak-anak suka dengan makanan dalam kemasan yang menarik. Program tersebut merupakan inisiatif dari perpustakaan Tarakan.
Melalui program transformasi, pihaknya dapat melaksanakan konsep tersebut dari hasil identifikasi kebutuhan masyarakat.
‘’Hal tersebut sesuai dengan promosi kita yaitu literasi untuk kesejahteraan,’’ imbuhnya.
Dharmawati mengungkapkan, dengan program itu perpustakaan dapat memberikan sejumlah pelatihan kepada masyarakat.
Selain itu, untuk mengetahui perkembangan dari program tersebut, pihaknya terus mengawal hingga program tersebut berjalan dengan baik.
Ia menerangkan, adapun produk program yang dihasilkan diantaranya, mengenalkan kepada IRT bahwa menu sehat tidak selamanya mahal. Hal tersebut lebih mengutamakan ketahanan pangan.
‘’Murah tapi sehat, artinya diolah dari dapur sendiri,’’ tuturnya.
Dharmawati mengaku jika tantangan di era modernisasi adalah makanan cepat saji. Rutinitas yang tinggi menyebabkan masyarakat gemar mengkonsumsi makanan cepat saji.
“Sesuatu yang bergizi tentu memerlukan pengelolaan,” katanya.
Dalam mencegah stunting, Perpustakaan tentu melakukan sosialisasi yang dikemas dalam sebuah hiburan yang menarik.
“Agar menarik maka kami melakukan senam sehat, cek kesehatan, makan bersama lalu melakukan sosialisasi,” tutupnya.(*)
Reporter: Okta Balang
Editor: Ramli