Sulit Diakses, Jalan Daratan Tinggi Krayan Rusak Berat

benuanta.co.id, Nunukan – Beratnya medan jalan penghubung antar kecamatan di daratan tinggi Krayan kian dikeluhkan masyarakat setempat. Saking sulitnya akses, distribusi barang dan ekonomi menjadi terhambat. Sehingga diperlukan perhatian khusus terhadap jalan penghubung tersebut.

Bahkan sejumlah kebutuhan pokok masyarakat ikut mengalami kenaikan harga akibat dampak dari akses jalan yang sangat sulit dilalui itu. Camat Krayan Selatan, Oktavianus Ramli mengatakan kondisi masyarakat di Krayan sangat bergantung pada akses jalan itu. Sebab, segala aktivitas masyarakat dan pendistribusian barang baik sembako hingga Bahan Bakar Minyak (BBM), hanya bisa didistribusikan dari Krayan Induk ke Kecamatan Krayan Barat, Krayan Tengah, Krayan Selatan hingga Krayan Timur dengan melalui akses jalan yang rusak tersebut.

“Jalan rusak parah, sekarang ini transportasi kita ini macet sudah di jalan. Semua kendaraan yang lewat baik yang roda dua maupun roda empat tenggelam lumpur sudah semua,” kata Oktavianus kepada benuanta.co.id, Kamis (13/7/2023).

Baca Juga :  Seleksi CAT PPPK Tahap II Dijadwalkan April Mendatang

Dikatakannya, jika beberapa waktu lalu, intensitas hujan yang tinggi menyebabkan beberapa titik lokasi pada jalan tersebut yang rusak dan longsor. Kini sepanjang jalan dari Krayan Induk hingga ke 4 kecamatan lainnya sudah rusak parah. Oktavianus mengungkapkan, bahkan sejumlah kendaraan roda empat yang membawa berang sembako dan BBM harus bermalam hingga dua hari di jalan lantaran roda kendaraan tenggelam di lumpur.

“Semua kendaraan yang lewat itu banyak tenggelam, jadi harus ada 5 mobil yang lewat bantu ditarik pakai tali baru bisa keluar dari lumpur,” ucapnya.

Kondisi ini menurutnya sudah menjadi santapan sehari – hari bagi masyarakat di Krayan terlebih saat hujan deras mengguyur. Namun kondisi jalan diakuinya kian parah lantaran tak kunjung mendapat perhatian perbaikan dari pemerintah.

Baca Juga :  Jaminan Listrik Tetap Menyala di Pa'Upan, Akses Jalan Kendala Utama Pengiriman Bahan Bakar

Selama ini, Oktavianus mengaku telah menyampaikan keluhan tersebut ke pihak Pemerintah bahkan telah melaksanakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan DPRD Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Namun, hingga saat ini belum ada perbaikan.

“Ini jalan Provinsi, kita semua tahu ini satu-satunya akses utama masyarakat disini. Baik mobilitasi orang maupun barang, tapi sampai saat ini tidak ada perhatian dari Pemerintah, yang ada jalannya malah makin rusak parah,” ujarnya.

Sementara itu, lantaran sulitnya akses membawa barang menyebabkan pengaruh kepada sejumlah sembako seperti gula, minyak, kopi dan kebutuhan lainnya mengalami kenaikan harga. Seperti halnya harga gula pasir yang biasanya Rp25 ribu per kilogram kini bisa mencapai Rp30 ribu bahkan hingga Rp35 ribu.

Baca Juga :  Realisasi Seragam Sekolah Gratis Dilaksanakan di 2025

Oktavianus menyatakan, kenaikan harga tersebut mengingat sulitnya akses yang harus dilalui kendaraan saat membawa sembako tersebut. Meskipun harganya naik, masyarakat tetap membelinya sebab merupakan kebutuhan pokok yang dibutuhkan.

“Memang saat ini ada SOA masuk seminggu sekali, tapi kalau akses untuk pendistribusiannya rusak begini, kita mau bagaimana lagi,” jelasnya.

Ia berharap Krayan tidak dibeda-bedakan dari daerah lainnya, sehingga bisa lebih memperhatikan kondisi masyarakat di Daratan Tinggi Krayan yang sangat bergantung dengan akses jalan itu.

“Kepada Pemerintah, janganlah kami yang di Krayan ini di kelas duakan dari daerah-daerah lainnya yang ada di Kaltara, kami juga butuh perhatian dari Pemerintah,” pungkasnya. (*)

Reporter: Novita A.K

Editor: Nicky Saputra

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *