Pola Kedatangan dan Keberangkatan di SDF Disoroti Gubernur

benuanta.co.id, Tanjung Selor – Perubahan pola kedatangan dan keberangkatan di Pelabuhan Speedboat Tengkayu I (SDF) mendapat sorotan dari Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Zainal Arifin Paliwang. Pasalnya, penumpang harus berjalan kaki melalui koridor yang disediakan menuju dermaga maupun sebaliknya.

Informasi yang diterima Gubernur dari DPRD Kaltara itu, dalam waktu dekat akan kembali dievaluasi pihaknya. Menurut Gubernur Kaltara, beberapa metode penjemputan dan pengantaran penumpang di SDF sering kali menjadi perhatian bersama. Sehingga perlu langkah – langkah khusus untuk memaksimalkan pelayanan kepada penumpang yang menggunakan SDF.

“Teman-teman DPRD Provinsi yang menyampaikan hal ini kepada saya, karena selama ini saya kira pelabuhan itu masih menggunakan jalur jalan kaki yang sama,” kata Gubernur Kaltara pada Senin, 10 Juli 2023.

Ia menilai, jika penumpang yang datang maupun yang pergi harus menempuh jarak yang cukup jauh makan akan memakan waktu dan kelelahan. Terlebih kepada wanita hamil maupun kaum lansia.

“Kalau di koridor itu ada pelaku UMKM-nya tentu tidak masalah, karena itu akan membantu ekonomi masyarakat yang berjualan di sini. Tapi kalau tidak ada, ya buat apa. Juga kasihan para lansia, wanita hamil dan wanita yang memiliki bayi karena harus berjalan kaki jauh hanya untuk berangkat,” terangnya.

Baca Juga :  Periksa Speedboat di SDF Tarakan, Polisi Temukan 2 Buruh Positif Metafemtamina

Terkait hal ini, Gubernur Kaltara pun berencana akan terlebih dulu mencari tahu musabab dari pihak pengelolah Pelabuhan Tengkayu I Kota Tarakan. Ia akan kembali mendengarkan masukan – masukan dari pihak pengelola terkait pola yang digunakan saat ini.

“Saya lihat dulu yang terjadi di Pelabuhan Tengkayu I Tarakan. Disitukan sudah ada bus yang dikhususkan untuk penumpang. Jadi buat apalagi penumpangnya disuruh untuk jalan kaki melewati koridor,” cetusnya.

Terkait hal ini, Plh. Kepala UPTD Pelabuhan Tengkayu I Tarakan, Widya Ayu Saraswati mengatakan perubahan pola keberangkatan maupun kedatangan bukanlah hal yang baru pertama kali dirubah. Diakuinya terhitung sejak tahun 2022, perubahan pola sudah mulai dilakukan drop zone, dan apa yang sudah ada saat ini dilakukan sebanyak kurang lebih tiga sampai empat kali pelaksanaan.

Baca Juga :  Lewat BIF, Pemprov Kaltara Tawarkan Investasi Menjanjikan ke Mancanegara

“Itu sebetulnya bukan hal baru lagi, tapi untuk diberlakukan kembali dan metodenya itu sebetulnya hasil pemahaman dan presentasi seluruh pengguna jasa dan penyedia mitra di Pelabuhan Tengkayu,” ucapnya, Selasa (11/7).

“Metode ini bukan baru sebulan dua bulan, tapi ini sudah dari tahun lalu. Cuma pada saat pelaksanaannya sempat beberapa kali berhenti karena ada gejolak protes dari kalangan masyarakat,” ucapnya pada benuanta.co.id.

Selain itu, kata Ayu sapaan akrabnya, ketersediaan lahan parkir yang ada di pelabuhan Tengkayu I tidak mengcover jumlah volume kendaraan penggunaan jasa maupun mitra.

“Drop zone ini merupakan instrumen untuk mengurangi kemacetan untuk menampung semua volume yang menggunakan jasa di pelabuhan Tengkayu. Jadi pada intinya drop zone ini bisa mengurangi kemacetan di dermaga dan juga di area parkir depan pelabuhan,” jelasnya.

Tak hanya itu, adanya surat edaran gubernur tahun 2021 tentang sterilisasi dermaga mengingat kondisi dermaga Tengkayu yang mengalami penurunan manfaat karena pengapuran dan lain-lain, jadi performa untuk menampung atau menahan beban di dermaga juga menurun. Menurut pihaknya, hal itu cukup membahayakan untuk penggunaan jasa di dermaga. Pihaknya menggunakan drop zone sebagai tempat parkir penjemputan, pengantar, mitra baik rental maupun tukang ojek.

Baca Juga :  PLBN Labang Mulai Beroperasi, Perlintasan Negara Jalur Sungai

“Memang setiap keputusan dan kebijakan yang diambil saya akui tidak bisa memuaskan masyarakat, kami juga menampung masukan dan evaluasi karena ini baru berjalan satu bulan. Tapi untuk metode keberangkatan dan penjemputan akan kami perbaiki lagi,” paparnya.

Lanjut kata dia, kurangnya personal menjadi salah satu kendala personal, anggaran, serta sarana dan prasarana. “Ini semua kami tampung untuk menjadikan bahan evaluasi, untuk peningkatan pelayanan,” terangnya.

Adapun terkait fasilitas bus yang ada di Tengkayu I saat ini diprioritaskan untuk penumpang keberangkatan karena mengejar jadwal speedboat.

“Untuk menjemput penumpang yang datang itu akan kami perbaiki, tapi yang ingin kami sampaikan tidak ada niatan untuk menyulitkan seluruh pengguna jasa yang melalui Pelabuhan Tengkayu I Tarakan,” pungkasnya. (**)

Reporter : Osarade/Ike Julianti

Editor: Nicky Saputra

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar