benuanta.co.id, Tanjung Selor – Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar kegiatan peningkatan kompetensi berbahasa dan bersastra daerah di Kalimantan Utara (Kaltara). Kegiatan Pelatihan Guru Utama ini dihadiri 80 peserta yang terdiri dari guru SD, guru SMP, kepala sekolah, pengawas, serta pegiat bahasa daerah yang berasal dari lembaga adat dan komunitas Bahasa Bulungan.
Kepala Kantor Bahasa Provinsi Kaltim, Halimi Hadibrata mengatakan pihaknya memilih Bahasa Bulungan sebagai bahan daerah yang direvitalisasi mulai tahun 2023. Karena Bahasa Bulungan melalui data yang ia peroleh termasuk bahasa yang besar di wilayah Kaltara. Pihaknya menginisiasi revitalisasi bahasa daerah, dalam hal ini Bahasa Bulungan dengan tujuan untuk mengangkat kembali bahasa daerah sebagai bahasa ibu yang sejauh ini penuturnya sangat kurang.
“Di tahun 2022 kami juga sudah melakukan revitalisasi Bahasa Paser, Kutai dan Kenyah di Kaltim. Sehingga tahun ini yang di Kaltim kami lanjutkan dengan satu bahasa baru yang direvitalisasi di Kaltara,” ucapanya, Rabu (7/6)
“Hal itu juga bersama dengan pemerintah daerah Kabupaten Bulungan yang sedang menyusun kurikulum muatan lokal Bahasa Bulungan, Tidung dan Dayak jadi ini adalah kegiatan yang bersinergi,” ucapnya lagi.
Akan tetapi dari tiga bahasa tersebut, yang baru bisa dimulai ialah Bahasa Bulungan. Dengan harapan bahasa tersebut bisa menjadi model untuk revitalisasi bahasa daerah yang lain. Berkaitan dengan pelatihan Bahasa Bulungan, ia mengatakan menjadi kesempatan bagi para mentor untuk membagikan ilmunya kepada guru-guru utama Bahasa Bulungan yang saat ini mengikuti pelatihan.
“Dari guru-guru utama ini, selanjutnya menularkan atau mengimbaskan kepada teman di wilayah masing-masing. Utamanya, terkait metode pembelajaran dan teknik pembelajaran yang mudah diterima,” ungkapnya.
Selain itu, dari pelatihan ini nantinya akan dapat diajarkan kepada siswa atau anak-anak di Kaltara sehingga dapat mengikuti festival tunas bahasa ibu yang akan digelar secara berjenjang, mulai dari tingkat kabupaten/kota hingga ke tingkat nasional.
Disebutkan ada beberapa yang dilombakan. Di antaranya lomba pidato berbahasa daerah, menulis puisi dan membacakannya. Selain itu, ada lomba mendongeng berbahasa daerah, tembang daerah, dan komedi tunggal berbahasa daerah.
“Pelaksanaan festival tunas bahasa ibu tingkat kabupaten/kota biasanya diselenggarakan bulan Oktober,” terangnya.
Dia berharap kepada guru utama yang mengikuti pelatihan selama empat hari agar bisa menyampaikan dengan baik terkait pembelajaran yang sudah diberikan kepada murid-murid mulai tingkat SD maupun SMP.
“Puncaknya nanti bisa dilihat dalam festival tunas bahasa ibu baik kabupaten kota yang nanti akan dibawakan ke tingkat nasional,” pungkasnya. (*)
Reporter: Ike Julianti
Editor: Nicky Saputra