benuanta.co.id, NUNUKAN – Anjloknya harga rumput laut hampir di seluruh wilayah penghasil rumput laut di Indonesia, termasuk Kabupaten Nunukan turut merugikan petani.
Wakil Ketua Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI), H. Abdul Fattah Maskur mengatakan, turunnya harga rumput laut disebabkan oleh banyak faktor yang terjadi mulai dari petani hingga eksportir.
“Kalau faktor utama turunnya harga rumput laut di Indonesia, itu karena permintaan dari luar negeri mengalami penurunan,” kata Fattah kepada benuanta.co.id, Senin (5/6/2023).
Turunnya harga lantaran penyesuaian dari harga normalnya. Sebab, rumput laut merupakan salah satu konsumsi dunia sehingga sering terjadi fluktuasi.
Selain itu, daya beli tersebut yakni pada negara bagian Eropa-Amerika, begitu juga terjadi pada bagian Asia yakni China yang menjadi pengekspor rumput laut di Indonesia.
“Untuk rumput laut kita di Indonesia itu 50 persen dikirim ke Eropa-Amerika sedangkan untuk 50 persennya itu di bagian Asia,” ungkapnya.
Namun, untuk saat ini permintaan mengalami penurunan, yang mana untuk dibagikan Eropa- Amerika, permintaan hanya 20 persen dan mengalami penurunan 70 persen sedangkan untuk Asia hanya 40 persen atau mengalami penurunan 10 persen.
Penurunnya daya beli dari luar negeri sudah terjadi sekitar dua bulan terakhir. Sedangkan untuk penyebabnya, Fattah menyampaikan jika untuk Eropa lantaran ada kaitannya dengan perang Rusia-Ukrania.
Dampak dari turunnya permintaan luar negeri, diakuinya berimbas pada eksportir. Untuk wilayah Makassar juga telah membatasi pembelian rumput laut di berbagai daerah-daerah Indonesia. Sehingga, saat ini harga beli rumput laut di Makassar bekisar Rp 14 hingga Rp 15 ribu.
“Jadi pabrik-pabrik besar di dunia seperti di China, saat ini mulai mengurangi permintaannya, bahkan informasi yang kita dapatkan di gudang-gudang mereka saat ini masih menumpuk stok lama,” ucapnya.
Kendati begitu, ia optimis jika nantinya harga rumput laut akan kembali normal jika permintaan rumput laut dari luar negeri kembali meningkat.
Melihat kondisi saat ini, menurutnya yang terpenting adalah melakukan kontrol pada harga sehingga tidak harga tidak terlalu anjlok.
Ihwal kualitas rumput laut di Kaltara, khususnya Kabupaten Nunukan, ia menyebut memiliki penampilan yang terlihat kotor dan hitam, akan tetapi untuk kandungannya sangat bagus.
“Kenapa saya bilang kandungannya bagus, karena rumput laut Nunukan itu saya pertama kali pasarkan ke luar negeri,” tutupnya. (*)
Reporter: Novita A.K
Editor: Yogi Wibawa