benuanta.co.id, TARAKAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat sebanyak 13 titik longsor yang terjadi selama kurang lebih sepekan cuaca buruk melanda Kota Tarakan. Hal inipun membutuhkan deteksi dini dan mitigasi bencana dari pemerintah kepada masyarakat.
Saat dikonfirmasi, Kepala BPBD Tarakan Yonsep mengatakan pihaknya telah menerbitkan surat pemberitahuan ke setiap kecamatan dan kelurahan di Tarakan. Pihaknya pun juga telah memberikan warning kepada masyarakat yang bermukim di pegunungan.
Fakta yang ada, pemindahan atau relokasi pemukiman penduduk dari pegunungan tidak mungkin dilakukan dalam waktu yang singkat. Relokasi inipun memerlukan perencanaan yang komperhensif dari pemerintah.
“Untuk mengurangi risiko ya kalau sudah diperingatkan hujan harus mengungsi. Apalagi hujannya itu lebat. Kami juga berharap masyarakat bisa melakukan pengamanan diri sendiri,” jelasnya, Rabu (31/5/2023).
Longsor yang terjadi, kata Yonsep terjadi secara bersusulan. Baik dari bulan lalu maupun sepekan yang lalu. 13 titik longsor yang disebutkannya terjadi sebagian besar di wilayah Karang Anyar, Sebengkok, Karang Balik dan Kampung Satu. Lebih jauh dijelaskannya, persoalan relokasi ini memang tidak mudah. Anggap saja pemerintah menyediakan anggaran tetapi belum tentu masyarakat mau untuk dipindahkan.
“Ya yang penting mereka tahu saja kalau tempat yang mereka tinggali itu berisiko,” sebutnya.
Ia juga meminta agar pihak Kelurahan mampu merangkul masyarakat untuk peduli terhadap peristiwa bencana alam ini.
“23 kejadian itu sudah terakumulasi. Termasuk banjir. Termasuk di Karang Anyar juga. Hampir ratusan orang juga yang terdampak ini,” sambungnya.
Banjir yang merendam rumah warga juga sebagian besar terjadi di Karang Anyar. Keadaannya, saat hujan turun, air laut juga dalam keadaan pasang. Seperti, yang terjadi pada Jumat, 26 Mei 2023 kemarin. Atas bencana yang ditimbulkan oleh cuaca buruk ini, ia mengimbau kepada masyarakat untuk waspada mengamankan surat berharga untuk dikumpulkan menjadi satu tempat.
“Agar kalau ada banjir atau longsor itu dapat diselamatkan. Warga selama ini melapor saja kalau ada kejadian longsor atau banjir. Kita juga ada media untuk berkoordinasi dengan masyarakat,” pungkasnya. (*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Nicky Saputra