benuanta.co.id, TARAKAN – Dalam rapat kerja (Raker) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Tarakan yang dilaksanakan Sabtu, 27 Mei 2023 membahas mengenai peraturan dan tata cara pemilihan bakal calon Ketua KONI Tarakan. Diketahui, Musyawarah Olahraga Kota (Musorkot) KONI Tarakan digelar pada 17 Juni mendatang.
Dari hasil raker tersebut, di antaranya, bakal calon ketua harus mendapat minimal dukungan sebanyak 30 persen dari peserta KONI Tarakan.
“Namun jika ada bakal calon yang tidak memenuhi dukungan 30 persen, maka tetap bisa mencalonkan sebagai ketua KONI,” ujar Ketua KONI Tarakan, Rukisah Saleh, Ahad (28/5/2023).
Pihaknya akan menetapkan perolehan suara meski tidak ada bakal calon ketua yang memenuhi 30 persen.
“Kami sepakati, ikutkan saja semua. Jadi kita lihat rangking 1 sampai 3 terbanyak yang dipilih teman-teman cabor,” sebut dia.
Ia melanjutkan jika terdapat satu bakal calon yang sudah memenuhi 30 persen, maka tidak ada pemilihan dan langsung ditetapkan sebagai Ketua KONI Tarakan.
Rukisah mengungkapkan terdapat dua cabor yakni Persatuan Sambo Indonesia (Persambi) dan Persatuan Soft Tenis Indonesia (Pesti) yang masuk sebagai anggota KONI Tarakan. Sehingga saat ini ada 61 cabor yang menjadi anggota tetap di KONI Tarakan.
Diuraikannya, dari 61 cabor, hanya 40 cabor yang kepengurusannya sudah sah. Tersisa 21 cabor yang masih dalam proses memperpanjang SK kepengurusan.
“Dua cabor yang mengajukan menjadi anggota tetap KONI. Maka momen seperti ini kami terima. Meski normatif. Tidak ada alasan untuk tidak kami terima. Karena di pusat dan provinsi sudah terbentuk,” urai dia.
Menyoal majunya kembali dirinya menjadi Ketua KONI Tarakan, ia mengaku tidak terlalu menaruh ambisi. Namun, jika ada permintaan ia tak menolak. Menurutnya hal itu adalah sebuah amanah. Ia juga meminta penilaian dirinya selama satu periode ini dalam mengemban amanah ketua KONI Tarakan.
“Makanya kami buka ruang dan siapapun yang punya kemampuan, itu saja. Banyak juga yang bisik-bisik, untuk saya lanjut. Tapi saya akan sowan dulu ke pak walikota,” tegasnya.
Bagi dia, dunia olahraga merupakan ajang kompetisi. Meski terdapat pemilihan yang dilakukan secara aklamasi. Ia menegaskan selama memimpin masih berpedoman pada kelembagaan, anggota KONI dan anggaran. Dengan tidak adanya anggaran yang memadai, program olahraga tidak bisa berjalan maksimal.
“Kami sebagai pengurus, berapapun yang diberikan, itu kami maksimalkan,” tandasnya.(*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Ramli