Istanbul – Kepala Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina Oleksiy Danilov mengatakan Rusia telah menjadikan Belarus sebagai sandera nuklir, menyusul keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menempatkan senjata nuklir taktis di Belarus.
Langkah yang disebut Danilov mengarah ke destabilisasi internal negara tersebut memaksimalkan tingkat persepsi negatif dan penolakan publik terhadap Rusia dan Putin di antara masyarakat Belarus.
“Kremlin menjadikan Belarus sebagai sandera nuklir,” cuit Danilov melalui Twitter pada Minggu (26/3).
Kementerian Luar Negeri Ukraina dalam sebuah pernyataan kemudian meminta masyarakat Belarus untuk mencegah penyebaran senjata nuklir di negara itu, yang disebut akan melanggar kewajiban Belarus di bawah Perjanjian Non Proliferasi Senjata Nuklir.
Penempatan senjata nuklir di Belarus akan berpotensi menjadikan negara itu sebagai sandera Rusia yang memiliki konsekuensi bencana di masa depan.
Dalam pernyataannya, Kemlu Ukraina mengatakan pernyataan Putin tentang senjata adalah langkah provokatif oleh Moskow yang merusak prinsip-prinsip Perjanjian Non Proliferasi Senjata Nuklir, arsitektur perlucutan senjata nuklir, dan sistem keamanan internasional secara keseluruhan.
Ukraina juga mengatakan Kiev mengharapkan tindakan dari anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk melawan rencana tersebut dan mendesak pertemuan luar biasa segera untuk membahas mengenai masalah tersebut.
Dunia juga harus membuktikan kepada Rusia mengenai tidak dapat diterimanya provokasi nuklir berikutnya dan untuk mengambil langkah-langkah tegas guna secara efektif mencegah segala kemungkinan penggunaan senjata nuklirnya, kata Kemlu Ukraina.
“Rusia sekali lagi menegaskan ketidakmampuannya untuk menjadi penjaga senjata nuklir yang bertanggung jawab sebagai sarana pencegahan perang, bukan sebagai alat ancaman dan intimidasi. Dunia harus bersatu melawan siapa pun yang mengancam masa depan peradaban manusia,” ujar Kemlu Ukraina.
Pada Sabtu (25/3), Putin mengumumkan bahwa Rusia akan menyelesaikan pembangunan fasilitas penyimpanan khusus untuk senjata nuklir taktis di negara tetangga Belarus.
Rencana tersebut memicu kekhawatiran dan kecaman dari Ukraina serta sekutu Baratnya, meskipun Putin mengklaim tindakan itu tidak akan melanggar rezim non proliferasi, menurut laporan kantor berita Rusia TASS.
Putin mengatakan rekannya Alexander Lukashenko telah lama mengangkat masalah ini.
“AS telah lama menempatkan senjata semacam itu di sejumlah negara, jadi tidak ada yang aneh dalam permintaan Belarus,” kata pemimpin Rusia itu.
Dia mengatakan Rusia telah menyerahkan sistem rudal Iskander, yang dapat digunakan untuk meluncurkan senjata nuklir, ke Belarus.
Rusia akan menyelesaikan pembangunan fasilitas penyimpanan senjata nuklir taktis di Belarus pada 1 Juli 2023 dan kontrol senjata tidak akan dialihkan ke Minsk, kata Putin.
Sumber: Anadolu / Antara