benuanta.co.id, TARAKAN – Antisipasi kasus gagal ginjal akut di Kota Tarakan makin bertambah hingga menyebabkan pengeluaran keuangan anggota keluarga pasien membengkak.
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia Kalimantan Utara, dr. Franky Sientoro Sp.A yang juga bertugas di RSUD dr. Jusuf SK pihaknya menjelaskan terkait pembiayaan rawat pasien gagal ginjal akut gratis atau tidak akan dikoordinasikan bersama pemerintah.
“Pada keadaan kasus langkah seperti ini apakah pembiayaan pasien gagal ginjal akut digratiskan atau tidak nanti kita akan usulkan ke pemerintah daerah,” ucapnya, Jumat (21/10/2022).
Sebab pihaknya menilai menjadi permasalahan saat ini di Provinsi Kaltara dalam upaya pasien gagal ginjal akut misterius adalah biaya transportasi.
“Yang problem utama kita yang di daerah ini adalah transportasi. Bayangkan pesawat yang menopang pasien rujukan ke rumah sakit luar kota Kaltara keluarga pasien harus beli 6 tiket tempat duduk yang harus direbahkan buat pasien. Sementara selama ini biaya ditanggung pribadi itu menjadi problematika,” tuturnya.
Bahkan soal pelayanan rawat jalan intensif pasien gagal ginjal akut ke Rumah Sakit rujukan luar kota Provinsi Kaltara, ia mengatakan harus didampingi perawat dan dokter.
“Tidak mungkin keluarganya sendiri, kalau sudah sakit demikian harus ada pendamping tenaga kesehatan,” ungkapnya.
Sebagai informasi, pihaknya menjelaskan pasien yang diduga gagal ginjal akut misterius adalah anak perempuan berusia 2 tahun dengan berat 11 kg dan dapat perawatan intensif di RSUD dr Jusuf SK Rabu (19/20/2022) lalu datang dengan keluhan lemas, muntah dan tidak bisa buang air kecil.
“Nanti pasien dapat rawat intensif di rumah sakit wahidin makassar karena disana ada dokter ahli spesialis ginjal anak,” pungkasnya. (*)
Reporter: Georgie Silalahi
Editor: Matthew Gregori Nusa