benuanta.co.id, Makassar – Dampak naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai terjadi inflasi di beberapa sektor. Salah satunya tarif angkutan umum yang mulai melakukan penyesuaian.
Di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, kenaikan tarif moda transportasi angkutan umum sebesar Rp1.000.
“Kenaikan dari tarif lama Rp7.000 naik jadi Rp8000. Anak sekolah dari Rp3.000 jadi Rp5.000,” kata Zainal Abidin, Ketua Organda Makassar, Senin, (5/8/2022).
Menurut Zainal penyesuaian tarif ini perlu dilakukan dengan berbagai macam pertimbangan atas kenaikan BBM tersebut.
“Alasannya, penumpang semakin berkurang, harga suku cadang semakin tinggi dan persaingan transportasi angkutan umum semakin ketat. Ditambah naiknya ini BBM,” tukas Zainal.
Diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Itu diberlakukan sejak Sabtu (3/9/2022), sekitar pukul 14.30 WIB.
Di mana Harga Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter. Kemudian, harga Solar subsidi dari Rp5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter. Lalu harga Pertamax dari Rp12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.
Akibat kenaikan itu, gelombang penolakan dari rakyat terus bergulir. Khusus di Kota Makassar, aksi unjuk rasa dari aliansi mahasiswa mulai berlangsung dari Sabtu malam, setelah Presiden Jokowi mengumumkan kenaikan BBM tersebut.
Hingga Senin, (5/9/2022) siang, aksi unjuk rasa terkait penolakan kenaikan BBM tersebut kembali berlangsung di sejumlah titik di Makassar. Antaranya di Fly Over (jembatan layang) pertigaan Jalan Urip Sumoharjo – AP Pettarani Makassar.
Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Makassar, Muhammad Arsy Jailolo menilai kenaikkan harga BBM bersubsidi jenis pertalite dan solar belum tepat.
“Pasalnya, menurut kami kondisi ekonomi masyarakat yang belum pulih bisa menyebabkan dampak jauh lebih serius ketika BBM dinaikkan,” ujarnya.
Katanya, masyarakat saat ini mengalami fase pemulihan pasca pandemi Covid-19, sehingga masih membutuhkan waktu untuk membangkitkan perekonomian.
“Namun yang menjadi permasalahan adalah di tengah belum pulihnya ekonomi bangsa. Maka kenaikan ini akan memicu kenaikan harga lainnya” tuturnya.(*)
Penulis: Akbar
Editor: Ramli