benuanta.co.id, MAKASSAR – Bermain di hadapan belasan ribu pendukungnya, PSM Makassar harus puas berbagi poin dengan Persija Jakarta.
Di pekan ketiga lanjutan BRI Liga 1 2022/2023 bertajuk laga big match ketika skuad Juku Eja menjamu tim Ibu Kota tersebut, berakhir dengan skor 1-1 yang tersaji di Stadion Gelora BJ Habibie Kota Parepare, Jumat sore, 5 Agustus 2022.
Meski demikian, PSM tetap berhasil merajai klasemen sementara Liga 1 dengan torehan tujuh poin. Disusul Bali United dan Perikabo 1963 masing-masing enam poin.
Ketika kontra Persija, PSM unggul lebih dulu melalui gol yang diciptakan Kenzo Nambu pada menit ke-75.
Namun, keunggulan PSM tidak bertahan lama. Tiga menit berselang tim Macan Kemayoran itu berhasil menyamakan kedudukan lewat aksi Hanno Behrens.
Hingga peluit akhir dibunyikan wasit asal Malang, Jawa Timur, Iwan Sukoco skor 1-1 tidak berubah. Hasil ini sekaligus membuat PSM punya kans membuat rekor dengan menyapu bersih tiga laga awal Liga 1.
Pada format Liga 1 musim sebelumnya, PSM hanya mampu menjaga tren positif di dua laga awal sejak musim 2017. Bahkan pada musim kompetisi 2014-2016, PSM juga tak pernah sekalipun menang beruntun pada tiga laga awal musim.
Keputusan Wasit
Di sisi lain, selepas laga antara PSM versus Persija, keputusan wasit mendapat sorotan tajam dari kedua juru taktik. Pasalnya dianggap merugikan.
Pelatih PSM Makassar Bernardo Tavares menilai
keputusan wasit dalam laga tersebut dianggap berat sebelah. Apalagi laga tersebut mengakibatkan sejumlah pemain PSM mengoleksi lima kartu kuning.
“Hasilnya memang draw. Tapi kita hampir kalah gara-gara lelucon yang ditunjukkan oleh wasit,” kata Tavares ketika melihat konferensi pers seusai laga.
Senada juga disampaikan Pelatih Persija Thomas Doll, bahwa penampilan wasit laga big match itu dianggap tidak menunjukkan keadilan.
“Tidak ada yang senang juga dengan performa wasit tadi. Pemain sangat marah dengan wasit. Baiknya ditonton lagi pertandingannya,” imbuh pelatih asal Jerman itu. (*)
Reporter: Akbar
Editor: Matthew Gregori Nusa