benuanta.co.id, NUNUKAN – Sebanyak 2.030 anak dari 12.435 anak balita, berkondisi pendek dan sangat pendek di perbatasan Indonesia-Malaysia. Jika dikalkulasikan, jumlahnya mencapai 20,3 persen dari total keseluruhan.
Angka tersebut jauh dari target nasional dan menjadi salah satu ‘PR’ di daerah Nunukan untuk menurunkan angka stunting yang berjumlah lebih 2.000 anak. Untuk diketahui, target nasional membatasi jumlah kasus stunting untuk tidak boleh melebihi 14 persen.
Tingginya angka tersebut, membuat Dinkes P2KB melaksanakan kegiatan audit stunting di Kabupaten Nunukan. Audit kasus stunting adalah kegiatan identifikasi resiko dan penyebab stunting pada kelompok sasaran. Sasaran dalam hal ini adalah calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, baduta dan balita.
Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dalduk dan KB) Dinkes P2KB, Suriyati, SE, mengatakan tujuan dilaksanakan audit kasus stunting adalah untuk mengetahui penyebab terjadinya stunting, menganalisis faktor resiko terjadinya stunting sebagai upaya pencegahan, penanganan kasus dan perbaikan tata laksana kasus serupa di masa mendatang.
“Yang menjadi fokus sasaran adalah wilayah Kelurahan Tanjung Harapan, ada sebanyak 7 sasaran yang kita lakukan seperti calon pengantin 1 orang, ibu hamil 2 orang, ibu nifas 2 orang, dan balita 2 orang. Selain Tanjung Harapan ada juga wilayah Desa Binusan sebanyak 6 sasaran yang terdiri dari ibu hamil, ibu nifas dan balita masing- masing sebanyak 2 orang, ” kata Suriyati, 26 Juli 2022.
Lanjut dia, sedangkan sasaran akan ditentukan by name by address bersama tim Puskesmas Sedadap dan Puskesmas Binusan. Tim teknis akan mengunjungi sasaran untuk mengisi lembar audit dan pengumpulan data untuk kebutuhan audit kasus oleh tim pakar. (*)
Reporter: Darmawan
Editor: Matthew Gregori Nusa