Harga Bawang Merah Meroket? Ini Penyebabnya

benuanta.co.id, TARAKAN – Harga bawang merah saat ini menjadi keluhan para konsumen. Pasalnya harga bawang yang semula Rp 30 ribu per kilo kini menjadi Rp 65 ribu di pasaran.

Fitrah (23) mengaku baru membeli bawang merah pada Minggu, 19 Juni 2022 kemarin. Benar saja, harga bawang merah mencapai Rp 65 ribu perkilo. Ia mengaku kaget karena kenaikan harga ini sangat drastis.

“Kalau saya belinya kan nyetok, jadi beli 3 kilo sekali beli. Sudah lama saya tidak beli karena kan sudah stok, ini saya kembali lagi ke pasar kaget juga dengan harganya, waktu itu saya beli masih Rp 30 ribuan sepertinya,” bebernya, Senin (20/6/2022).

Menurutnya, bawang merah adalah bumbu dasar yang penting dan harus dipakai di semua masakan. Maka dari itu, ia tetap membeli dengan mengurangi jumlah pembeliannya.

Baca Juga :  18 Orang Terjaring Razia Pekat

“Kita juga kan masih susah Pandemi ini masih susah uang, jadi belinya jadi 1 kilo ajalah dari pada beli bawang semua gak bisa makan yang lain nanti,” katanya.

Sementara itu, salah satu pedagang Pasar Tenguyun Tarakan, Ulfa menuturkan bahwa harga bawang memang sedang naik. Saat ini ia menjual Rp 50 ribu untuk bawang merah kotor. Sedangkan Rp 60 hingga Rp 65 untuk bawang merah bersih.

“Dulu kami jual Cuma Rp 30 sampai 35 ribu per kilogram, penjualan bawang sudah kosong dari 1 minggu lalu juga, karena biasanya kita ambil bawang dari Sulawesi.” ucapnya.

Dalam hal ini Ulfa menginginkan partisipasi pemerintah dalam melakukan pengawasan harga bawang agar pihaknya dapat menjual bawang dengan baik. Sebab bawang menjadi kebutuhan utama dalam dunia perdapuran.

Baca Juga :  Dukung Pengembangan Komoditas Lokal, Pupuk Kaltim Pacu Produktivitas Buah Naga Banyuwangi

Terpisah, Kepala Dinas Peternakan Pertanian Tanaman Pangan (Disnaktangan) Kota Tarakan, Elang Buana mengungkapkan dalam waktu satu minggu, bawang merah dipasok 16 ton. Angka ini sesuai dengan kebutuhan bawang di Tarakan.

“Stok ini memang cukup bagi masyarakat, hanya saja penjualan bawang dari daerah produsen sudah terbilang mahal sehingga membuat penjualan bawang di Tarakan juga meningkat, kita ambil dari luar memang sudah mahal, ini dipasok dari Jawa Timur,” terangnya.

Ia melanjutkan saat ini harga bawang yang mahal hanya pada bawang merah, sedangkan harga bawang putih masih terpantau normal. Hal ini dikarenakan penggunaan bawang merah jauh lebih banyak dibanding bawang putih.

“Kalau kita masak kan lebih banyak menggunakan bawang merah dibanding bawang putih, karena itu harga bawang putih tidak terlalu naik, dibanding bawang merah,” tuturnya.

Baca Juga :  Menko Zulkifli: Subsidi Pupuk tak Lagi Berdasarkan Jumlah Anggaran

Disinggung soal swasembada, para petani saat ini sedang berpikir menyoal proses penanaman hingga panen dari bawang merah. Seperti pasca panenn yang harus dijemur dan diasapi agar awet dan sebagainya.

“Karakter petani kita ini suka yang mudah, padahal produksi bawang merah lokal kita sempat naik 8 ton, sehingga saat ini kami masih mencari petani yang ingin menanam bawang merah,” tukasnya.

“Petani disini (Tarakan) memiliki pikiran untuk menghasilkan tanaman yang lebih cepat menguntungkan, seperti melon yang dibuat menjadi tempat wisata dan sebagainya,” tandasnya. (*)

Reporter: Endah Agustina
Editor: Matthew Gregori Nusa

TS Poll - Loading poll ...
Coming Soon
Calon Pemimpin Kaltara 2024-2029 Pilihanmu
{{ row.Answer_Title }} {{row.tsp_result_percent}} % {{row.Answer_Votes}} {{row.Answer_Votes}} ( {{row.tsp_result_percent}} % ) {{ tsp_result_no }}

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *