benuanta.co.id, BULUNGAN – Penerimaan Dana Desa (DD) untuk 74 desa di Kabupaten Bulungan mengalami penurunan. Banyak faktor yang mempengaruhi penurunan tersebut, salah satunya terpotong untuk penanganan Covid-19.
Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Bulungan Hanafiah, melalui Kepala Bidang Pemberdayaan Pemerintahan Desa, Suroso mengatakan tahun 2022 penerimaan DD sangat menurun.
“Dana desa tahun 2022 sebesar Rp 72.298.739.000 sedangkan tahun 2021 sebesar Rp 93.665.034.000, terjadi penurunan sebesar Rp 21.366.295.000,” ujar Suroso kepada benuanta.co.id, Sabtu (18/12/2021) kemarin.
Dia menuturkan, penurunan terjadi tak hanya di Kabupaten Bulungan namun di seluruh daerah di Indonesia. Sehingga ada desa yang mendapatkan DD dengan angka besar ada juga yang rendah. Salah satu yang tertinggi untuk DD terdapat di Kecamatan Tanjung Palas yakni Desa Antutan sebesar Rp 1.942.298.000.
Disusul dari Kecamatan Bunyu yakni Desa Bunyu Barat sebesar 1.827.417.000, Desa Long Beluah Kecamatan Tanjung Palas Barat sebesar Rp 1.726.652.000, Desa Tanah Kuning sebesar Rp 1.653.735.000 dan Desa Tanjung Agung sebesar Rp 1.555.279.00 Kecamatan Tanjung Palas Timur serta Desa Tengkapak Kecamatan Tanjung Selor sebesar Rp 1.512.059.000.
“Pendapatan DD masing-masing desa itu bervariatif terbesar itu terdapat di Desa Antutan dan Desa Bunyu Barat,” terangnya.
Jika DD berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), maka pendapatan desa lainnya juga ada yang berasal dari daerah, yakni berupa anggaran dana desa. Jatah tahun 2022 hanya sebesar Rp 69.585.789.000.
Ditambah dengan dana Bagi Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (BHPRD) yang jumlahnya mencapai Rp 4.887.000.000.
“BHPRD juga variatif diberikan kepada desa-desa di Bulungan. Jadi memang secara umum tahun 2022 mengalami penurunan,” jelasnya.
Untuk itu banyak kegiatan yang ada di pemerintahan desa akan terpangkas anggarannya bahkan akan ada yang tidak teranggarkan. (*)
Reporter : Heri Muliadi
Editor : Yogi Wibawa