SALIMBATU – Usai menerima kehadiran Menteri Sosial beberapa waktu lalu, kini giliran Abdul Halim Iskandar selaku Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia melakukan kunjungan kerjanya di Kalimantan Utara (Kaltara).
Kedatangan pria kelahiran Jombang, 14 Juli 1962 bersama istri dan rombongan disambut hangat oleh Suriansyah selaku Sekretaris Daerah Provinsi Kaltara, Khairul selaku Walikota Tarakan, Edi Suharto selaku Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, serta masyarakat pada Jumat (26/11).
Dari Tarakan, Mendes langsung bertolak ke Ibukota Provinsi, Tanjung Selor untuk melihat Desa Salimbatu, Kecamatan Tanjung Palas Tengah. Bukan tanpa alasan, kunjungan Halim ini karena melihat adanya potensi wisata religi.
Oleh karena itu, setibanya di Salimbatu, ayah dari tiga orang anak ini bergegas menuju makam keramat almarhum Ahmad Al-Maghribi yang menjadi salah satu tempat bersejarah di wilayah pintu gerbang menuju ibukota Tanjung Selor tersebut.
“Saya besyukur bisa mengunjungi desa yang relatif tua ini, pada tahun 1874 itu sudah dimakamkan sosok penyebar agama Islam di sini. Ini menggambarkan bahwa jauh sebelum saat itu sudah ada kehidupan di Desa Salimbatu,” ujar pria yang kerap disapa Gus Halim dalam sambutannya di Rumah Adat Tidung.
“Memang kita berupaya untuk terus menggali potensi-potensi besar dari kearifan lokalnya, jangan sampai kearifan lokal terkubur oleh perkembangan jaman ini. Maka itu lah undang-undang desa hadir untuk memberikan ruang yang cukup bagi kearifan lokal,” tambahnya lagi.
Selain itu, Gus Halim juga mengaku bahwa jika dilihat dari usia Desa Salimbatu tentu telah banyak melalui berbagai perkembangan. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Asnawi selaku Kepala Desa Salimbatu, meski sedikit tertinggal dari desa lain di Kaltara tapi perubahan telah dirasa sejak beberapa tahun lalu.
“Melalui Bapak (Gus Halim, red) kami ingin mengucapkan terima kasih karena pada masa pemerintah Presiden Jokowi kami sudah menerima banyak bantuan dana desa. Sejak tahun 2015, beberapa waktu sejak beliau (Presiden Jokowi, red) dilantik Desa Salimbatu telah menerima bantuan sebanyak Rp7,4 miliar,” bebernya.
“Jadi dari dana itu kami gunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan untuk pemberdayaan masyarakat desa. Dana tersebut sangat membantu kami sebagai salah satu desa di Indonesia ini, khususnya desa di Kaltara,” jelas Aswani.
Melihat adanya respon positif dari Gus Halim, Aswani berharap cita-citanya dan masyarakat setempat untuk menjadikan desa tertua di Kaltara yang berdiri pada tahun 1901 ini sebagai salah satu desa wisata religi dapat segera tercapai.
“Sebagai informasi Pak, kami di Desa Salimbatu ini sekitar 99 persen menganut agama Islam. Ini adalah penguat kami selaku pemerintah desa untuk menyampaikan kepada Bapak agar dapat membantu kami dalam menjadikan Desa Salimbatu sebagai desa wisata religi,” pungkas Aswani. (dkisp)