benuanta.co.id, TARAKAN – Kementerian Sosial (Kemensos) telah menyurati dan meminta seluruh Pemerintah Daerah (Pemda) di seluruh Indonesia mendata anak-anak yatim yang ditinggal orang tuanya meninggal dunia selama pandemi Covid-19.
Sedangkan di Kota Tarakan sendiri, Walikota Tarakan, dr. Khairul, M.Kes menyampaikan, proses pendataan ini masih dalam tahapan yang mana leading pendataan anak yatim ini akan ditangani Dinas Sosial (Dinsos) yang dibantu oleh masing-masing kelurahan.
“Dari Menteri Sosial itu mestinya leadingnya di Dinsos dan dibantu oleh kelurahan yang mendata orang tuanya siapa meninggal karena Covid,” kata dr. Khairul, M.Kes kepada benuanta.co.id, Rabu (15/9/2021).
Khairul menambahkan, beberapa waktu lalu Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan telah memberikan disposisi surat yang ditujukan ke Dinsos agar segera melakukan pendataan.
“Saya sudah dispo suratnya kemarin dan ini mungkin masih berjalan proses pendataannya, habis itu dikirim ke pusat,” imbuhnya.
Menurut orang nomor satu di Tarakan ini, sangat minim terdapat anak yatim yang membutuhkan bantuan tersebut. Rata-rata anak yang ditinggalkan orang tua akibat Corona sudah berkerja dan memiliki penghasilan yang baik.
“Tapi di Tarakan ini kayaknya jarang ya, bahkan ada yang anaknya sudah jadi jadi semua,” terangnya.
Sementara itu, Juru Bicara (Jubir) Penanganan Covid 19 Kota Tarakan, dr. Devi Ika Indriarti, M.Kes juga mengungkapkan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tarakan dalam hal ini hanya memberikan data pasien yang meninggal kemudian diserahkan ke Dinsos untuk berkoordinasi lebih lanjut ke masing-masing kelurahan.
“Karena Dinsos adalah bagian juga dari Satgas, kalau kami di Dinkes hanya memberikan data yang meninggal aja, lalu Dinsos yang hubungi kelurahan,” tutup Devi. (*)
Reporter : Endah Agustina
Editor : Yogi Wibawa