Guru Honorer Se Kabupaten Nunukan Minta Passing Grade P3K di Wilayah Perbatasan Dipertimbangkan

benuanta.co.id, NUNUKAN – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) pengurus cabang se-Kabupaten Nunukan meminta kepada Pemerintah Kabupaten Nunukan menyampaikan aspirasi tenaga honorer ke pemerintah pusat.

Terkait pasing grade dinilai memberatkan para guru di Daerah Terdepan, Terpencil dan Tertinggal (3T), dan harus memikirkan para tenaga honorer yang sudah mengabdi puluhan tahun di atas usia 35 tahun, Ahad 5 September 2021.

Aspirasi yang mereka sampaikan ini setelah keluarnya surat keputusan menteri pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi nomor 1127 tahun 2021, tentang nilai ambang batas seleksi kompetensi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K) untuk jabatan fungsional guru pada instansi daerah tahun anggaran 2021.

Untuk nilai pasing grade ini juga sangat bervariasi bentuk satuan pendidikan TK, guru kelas nilai kelulusan abang batas yakni 260, sedangkan untuk SD, guru agam 325, untuk guru kelas dengan nilai 320, begitu juga halnya dengan guru SMP bahasa Inggris dengan sekor nilai 270, untuk IPS 305, tidak hanya itu guru SMP seni dan budaya dengan nilai kelulusan yakni 280.

Melihat sekor nilai yang bervariasi itu untuk pasing grade di wilayah 3T sangatlah tinggi. Padahal pengabdian di wilayah 3T dengan mendedikasikan diri sebagai guru honorer bukanlah perkara mudah.

Semua sekolah di wilayah 3T merasakan tanpa peran aktif guru honorer anak-anak akan terbiarkan dan tidak akan mendapatkan pendidikan yang lebih layak. Mengingat banyaknya administrasi Pendidikan Formal yang harus diselesaikan oleh para ASN di setiap sekolah.

PGRI se- Kecamatan Kabupaten Nunukan mengharapkan meminta kepada pengambil kebijakan untuk meninjau kembali keputusan skoring.

Seperti halnya disampaikan oleh Guru honorer SDN 006 Kecamatan Krayan, Edy Emron, Banyak guru honorer yang meminta tentang peninjauan kembali pasing grade dengan nilai yang sangat memberikan para peserta tes P3K di wilayah 3T termasuk dirinya.

“Untuk nilai sangat bervariasi, setiap guru SD berbeda dengan tingkat SMP, SMA,SMK, lain dari itu setiap bidang studi jg berbeda,” kata Edy kepada benuanta.co.id

Edy Guru honorer SDN 006 Krayan yang sudah 8 tahun mengabdi itu juga mengatakan dengan skor nilai pasing grade itu sangat tidak layak, alasannya dari segi geografi, seperti IT dan lainnya di wilayah 3T sangat ketertinggalan jauh dibandingkan guru yang ada di kota, yang sudah mahir dan menguasai IT mudah mendapatkan modul atau materi, karena fasilitasnya mendukung, sedangkan di wilayah 3T, tidak memiliki fasilitas yang mendukung, seperti sinyal saja sangatlah susah.

“Kami sangat mengharapkan di wilayah 3T, mohon ada kekhususan bagi kami. Apalagi yang usia lebih dari 35 tahun, bahkan banyak yang ikut tes dari 3T yang sudah memasuki usia pensiun,” harapnya.

Dikatakan Edy, jika ada pensiun honorer tidak masalah (bergurau red), daya pikir sudah menurun, mungkin 10% bisa menguasai laptop, barulah passing grade nya tinggi.

Selain itu, Guru honorer dari Kecamatan Sebuku Amir, juga mengatakan hal yang sama terkait dengan nilai pasing grade sangat tinggi kemungkinan besar banyak yang gagal.

“Prihatin sekali, apa tidak ada solusi yang lain bagi tenaga guru honorer yang usianya di atas ambang 45 tahun ke atas,” tanyanya. (*)

Reporter: Darmawan

Editor: Ramli

TS Poll - Loading poll ...
Coming Soon
Calon Pemimpin Kaltara 2024-2029 Pilihanmu
{{ row.Answer_Title }} {{row.tsp_result_percent}} % {{row.Answer_Votes}} {{row.Answer_Votes}} ( {{row.tsp_result_percent}} % ) {{ tsp_result_no }}

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *