benuanta.co.id, TANA TIDUNG – Warga Kabupaten Tana Tidung (KTT) dihebohkan oleh unggahan video dari akun Facebook bernama @Mami Syariah Colection yang mengutarakan kekecewaannya terhadap Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 KTT.
Video tersebut diunggah pada Selasa (10/8) lalu, dalam unggahannya @Mami Syariah Colection menceritakan keluhan keluarganya yang dinyatakan meninggal dan terpapar Covid-19 di RSUD Akhmad Berahim KTT pada Senin (9/8) lalu pukul 21.15 WITA.
Jenazah dinyatakan terpapar Covid-19 sementara 3 orang pihak keluarga yang menjaga dan menunggu orangtuanya di rumah sakit tersebut dinyatakan negatif Covid-19 saat diperiksa.
Selanjutnya, pihak keluarga pengunggah menceritakan, telah bertanya kepada pihak rumah sakit tentang cara penguburan jenazah, dan telah menyetujui pemakaman sesuai dengan protap Covid-19.
“Awalnya kami merasa terbantu, mereka (rumah sakit) menentukan jam untuk memandikan jenazah, dan akan menguburkan secara Covid-19,” sebut pihak keluarga lewat unggahan @Mami Syariah Colection di Facebook, Selasa (10/8).
Baca Juga :
Lanjut diceritakan pihak keluarga, kabar buruk datang setelah pengunggah menghubungi keluarga yang berada di rumah sakit pada Selasa (10/8/2021) pukul 07.00 WITA untuk mengabari bahwa lubang pemakaman telah siap.
“Kami mendapat jawaban, tukang kasih mandi jenazah tidak ada, salah satu keluarga kami menghubungi pihak satgas dan jawaban mereka, ada yang sibuk, membuat kami down,” sebut pengunggah.
Sejak dari rumah sakit, dan satgas tidak menyediakan petugas untuk memandikan jenazah perempuan, memberikan opsi hanya menyediakan 2 orang laki-laki sebagai petugas mandi jenazah.
Akhirnya pihak keluarga pun menyambangi RSUD Akhmad Berahim untuk mendapatkan kejelasan, sesampainya di RSUD tersebut mereka bergegas menemui satgas Covid-19, dan menanyakan tentang pemakaman Covid-19.
“Saya nggak tau apa – apa bu, saya aja baru tau jam 10 pagi ada orang meninggal secara Covid-19. Kalau ada keluarga yang siap mandikan di rumah, bawa pulang aja,” jawaban dari satgas RSUD Akhmad Berahim yang dikutip dari unggahan Facebook pihak keluarga.
Mendengar jawaban tersebut pihak keluarga merasa bingung sekaligus kecewa, karena baru tahu jenazah bisa dibawa pulang ke rumah tanpa ditangani oleh satgas Covid-19.
“Padahal keluarga kami meninggal dari pukul 21.15 WITA, dan baru diberitahu boleh dibawa pulang pukul 12.00 WITA, kenapa gak dari tadi malam kan biar kami bisa siap – siap, jenazah sudah lebih dari 15 jam,” ujar pengunggah.
“Alhamdulillah kami dapat tukang mandi jenazah dari Tidung Pala, mayat pun kami bawa pulang karena terpaksa. Di rumah sakit pun tidak diurus, jadi kami bawa pulang saja, kami mandikan sendiri di rumah dan kami makamkan secara biasa padahal jenazah dinyatakan Covid-19,” tutupnya. (*)
Reporter : Matthew Gregori Nusa
Editor : Nicky Saputra