Jelang Lebaran, Harga Daging Sapi Lokal di KTT Bisa Mencapai Rp150 Per Kg

TANA TIDUNG – Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1442 H, harga bahan pokok biasanya mengalami kenaikan. Begitu juga dengan harga daging sapi di Kabupaten Tana Tidung (KTT).

Menurut salah seorang pedagang yang biasa munjual daging sapi di Pasar Induk Imbayud Taka, Nanar mengungkapkan bahwa di KTT tidak seperti di daerah lainnya, yang dimana kebutuhan akan daging sapi akan meningkat di momen tertentu saja.

“Di sini (KTT) tidak sama seperti daerah lainnya yang setiap hari bisa potong sapi 2 sampai 3 ekor sapi, kalau di sini momen tertentu saja kami bisa jual, seperti lebaran atau ada acara nikahan, dan untuk nikahan biasanya mereka pesan dulu, makanya kami khususnya pedagang sapi lokal kalau menjelang di H-3 lebaran baru kami bisa potong sapi,” ungkapnya.

Baca Juga :  Menko Zulhas Optimistis Penghentian Impor Gula Terlaksana pada 2025

Disampaikannya bahwa para pedagang juga akan melihat seberapa banyak pesanan pembeli daging sapi, jika banyak maka stok tiga ekor sapi yang sudah disiapkan akan ditambah sampai benar-benar bisa mencukupi kebutuhan pembeli.

“Di H-3 lebaran sudah kita siapkan tiga ekor sapi untuk dipotong, itupun kami lihat lagi tiga ekor itu cukup atau tidak, kalau tidak cukup maka akan ditambah lagi sapi yang akan dipotong,” sebutnya.

Diungkapkannya, bahwa di tahun lalu ada tujuh ekor sapi yang dipotong untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, untuk itu dia berharap tahun ini kebutuhan daging sapi diKTT meningkat dari tahun lalu.

“Jadi tahun ini kita siapkan 3 ekor dulu, kalau tahun lalu tujuh ekor yang kita potong untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, tidak tau tahun ini meningkat atau tidak, kalau kami harapnya meningkat,” terangnya.

Baca Juga :  Jaringan Listrik PLTA Mentarang ke KIHI Mulai Disosialisasikan

Dari tiga ekor sapi yang disiapkan, diakuinya dibeli dari peternak lokal seharga Rp 20 juta dengan berat maksimal 120 kg, diharapkannya harga itu tidak naik dari Rp 20 juta. Sebab jika naik terpaksa harga jualnya juga naik, yang dari Rp150 ribu perkilogram, bisa naik jadi Rp160 ribu tergantung harga sapi yang dibeli dari peternak.

“Kalau tahun lalu kita jual Rp 140 ribu sampai Rp150 ribu, tapi kalau tahun ini kita jualnya diharga Rp. 150 ribu, tetapi tergantung harga yang dijual peternak jika naik, terpaksa juga kami harus naikkan harga, yang tadinya Rp. 150 ribu bisa saja kami jual Rp. 160 ribu, karna tidak mungkin kami jual rugi”

Diungkapkannya bahwa daging sapi lokal sangat sulit bersaing dengan harga sapi beku yang didatangkan dari luar, sebab harganya jauh berbeda dengan harga sapi lokal, yang harga sapi lokal Rp. 150 ribu, sementara daging beku diharga Rp. 85 ribu sampai Rp. 90 ribu per kg nya yang dijual dipasaran atau online.

Baca Juga :  Angka Ekspor Masih Bergantung ke Harga Pasar Dunia

“Disini sudah banyak yang menjual daging beku, dengan harga lebih murah dari harga sapi lokal, dengan harga Rp. 85 ribu sampai Rp. 90 ribu per kg nya, kami sebagai pedagang daging sapi lokal tidak mungkin jual diharga segitu, dan masyarakat juga kebanyakan beli daging beku, karena lebih murah, dan itu juga menjadi salah satu alasan kami tidak menjual daging setiap hari,”tutupnya. (*)

 

Reporter : Dwi

Editor : Nicky Saputra

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *