Gubernur Tertarik Budidaya Tanaman Porang di Kaltara

SIDENRENG RAPPANG – Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Zainal Arifin Paliwang mengaku tertarik untuk budidaya tanaman porang. Hal itu diungkapkan ketika berkunjung di Perkebunan Porang milik PT. Alfatih Porang Indonesia yang berlokasi di Kecamatan Wattang Sidenreng, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, Sabtu (20/3/2021).

Dalam kunjungannya, Gubernur Zainal Arifin Paliwang melihat budidaya tanaman porang yang dikelola kelompok tani ‘Semangat Milenial’ binaan dari Wakil Ketua DPRD Sulsel, Syaharuddin Alrif. Purnawirawan Perwira Tinggi Polri itu menilai porang merupakan komoditas ekspor yang sangat luar biasa.

Hasil budidaya porang

“Saya lihat di media sosial, porang tumbuh subur di Sidrap, makanya kami ke Sulsel dan berkunjung langsung ke perkebunan porang Sidrap ini. Sangat luar biasa,” kata Gubernur Zainal.

Baca Juga :  Disdikbud Kaltara Targetkan Penyelesaian Pembangunan SMAN 3 Nunukan Tahun 2025

Dengan melihat potensi tanaman porang yang menjanjikan, Zainal Arifin Paliwang mengaku, pihaknya akan mengembangkan pertanian tanaman porang di Kaltara, setelah belajar di Sidrap yang kini menjadi pioner.

“Potensi pengembangan porang jelas besar, karena kita memiliki lahan yang luas. Budidaya porang ini komoditas ekspor. Apalagi Pak Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo) sudah pernah ke lokasi ini juga,” imbuhnya.

Sebagaimana diketahui tanaman porang  akhir-akhir ini menjadi tren dan dilirik banyak negara. Saat ini hampir 20.000 hektare lahan di Indonesia yang ditanami porang dan terus bertambah. Porang telah diekspor ke-16 negara dengan negara tujuan terbesar Tiongkok, Thailand, Taiwan, Myanmar dan Vietnam dalam bentuk chips, tepung dan olahan lainnya sehingga nilai tambah lebih tinggi.

Baca Juga :  Pemprov Kaltara Sukses Tuntaskan Program Bedah Rumah di Tahun 2024

Menurut Direktur jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, tanaman porang menjadi komoditas yang saat ini sedang dikembangkan. Ekspor komoditas porang pada tahun 2020 mencapai 20,5 ribu ton, dengan nilai sekitar Rp 821 miliar. Nilai tersebut naik atau surplus sebanyak 8,9 ribu ton dibanding tahun 2019, yang ekspornya pada waktu itu hanya 11,7 ribu ton.

Komoditas terbesar dikirim dari Jawa Timur yaitu sekitar 81% dari ekspor nasional tahun 2020, sedangkan daerah lain melakukan eksportasi seperti Jawa Tengah, Sumatera Utara dan Sulawesi.

“Saat ini yang diekspor berbentuk cips/ kepingan kecing atau serbuk. Dan pemerintah memang membatasi bahkan melarang ekspor dalam bentuk umbi, dengan maksud melindungi plasma nutfah, ” katanya.

Baca Juga :  Tak Disokong DAK, Disperindagkop Kaltara Upayakan SOA Berjalan dengan APBD

Lebih lanjut Suwandi mengatakan, tahun ini Kementan memiliki program bantuan budidaya porang seluas 100 hektar tanaman porang menjadi komoditas yang saat ini sedang gencar untuk diekspor. Sebelumnya bantuan Kementan tahun 2020 seluas 17 ribu hektar.

Selanjutnya Suwandi berharap ekspor komoditas pertanian terus meningkat sehingga produk lokal yang sudah memiliki pasar ekspor harus dipacu atau didorong supaya ekspornya bisa berkelanjutan dan meningkat secara kuantitas maupun kualitas.(*)

Reporter: Akbar
Editor : M. Yanudin

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *