NUNUKAN – Produksi dan populasi ayam potong di pulau Nunukan berkurang dari biasanya, namun tetap ada dipasaran. dikarenakan sulitnya distribusi pakan akibat pandemi Covid-19. Hal itu dikatakan kepala bidang peternakan dan kesehatan hewan Alim Bakhri, S,PT,M.AP.
Pakan ini tidak semudah yang dibayangkan, seperti campuran dedak dan lainnya, karena pakan ternak ayam ini memang sudah jadi dan siap untuk di berikan kepada peternak.
“Jika ingin memproduksi ayam yang bagus pakannya juga harus bagus, ada kualitas standar yang dimanfaatkan berdasarkan kebutuhan energi atau nutrisi dari ayam itu, agar bisa memproduksi lebih cepat dan lebih bagus,” kata Bakhri kepada benuanta.co.id, Sabtu (27/6/2020).
Ayam potong yang beredar di kalangan masyarakat ia juga tegaskan tidak diberikan suntikan agar terlihat besar. Memeng genetik ayam ya seperti itu dan telah dikembangkan sejak dahulu, bagaimana menciptakan genetik agar diproduksi lebih baik, dan itu juga dalam pengawasan oleh pemerintah.
“Ayam potong ini juga diberikan vaksin, vitamin dan pengobatan, karena banyaknya penyakit yang bisa mengakibatkan kematian pada ternak ayam itu, sehingga terjadi lah kerugian. Maka dari itu perlunya perawatan ternak ayam dengan baik dan teliti,” jelasnya.
Sebanyak 200 kandang ayam yang ada di Nunukan, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sangat cukup. Dan dia berharap jangan ada yang monopoli.
Selain itu, ayam potong ini dapat di panen sekitar 30 hari, hingga 35 hari merupakan puncak panen, namun jika lewat 40 hari akan bakal ada kerugian. (*)
Reporter: Darmawan
Editor: Ramli