21 ABK LAINNYA DIKARANTINA DI ATAS KAPAL DAN TIDAK BOLEH BERSANDAR
TARAKAN – Tujuh dari 28 Anak Buah Kapal (ABK) KM Julung-julung asal Toli-toli, Sulawesi Tengah yang positif Rapid Diagnostic Test (RDT), langsung dikarantina usai tiba di Pelabuhan Ferry Tarakan, Rabu (13/5/2020) dini hari.
Walikota Tarakan, dr. H. Khairul, M.Kes mengatakan, 7 ABK kapal yang positif rapid test diketahui dari koordinasi antara Gugus Tugas Covid-19 Tarakan dengan Gugus Tugas Toli-toli. “Kita dapatkan informasi dari sana, ada 7 yang hasil tesnya positif. Begitu sampai di sini, sesuai prosedur protokol kesehatan 7ABK ini kita bawa ke GOR Kampung Empat, untuk dikarantina selama waktu yang ditentukan,” ujar dr. H. Khairul, M.Kes kepada benuanta.co.id, Rabu (13/5/2020).
Sedangkan sisanya, 21 ABK terpaksa harus melakukan karantina di atas kapal yang juga tak diizinkan bersandar di Pelabuhan Ferry Tarakan. Hal itu disebut orang nomor satu di Tarakan ini merupakan salah satu upaya pencegahan penyebaran virus.
“Hanya boleh berjangkar di laut dan ABK kapalnya dilarang turun ke darat selama proses karantina. Selama di perairan, kapal ini juga wajib mengibarkan bendera berwarna kuning sesuai standar karantina yang ditetapkan. Tapi kita juga akan lakukan Swab ke semua ABK,” sebutnya.
Ia juga menegaskan, kondisi kapal tersebut tak mengakut penumpang. Melainkan hanya membawa 28 ABK, dan sejumlah kendaraan roda empat, serta barang logistik.
“Untuk kapal Ferry dilarang mengangkut kendaraan roda 2, dan roda tiga. Kecuali kendaraan roda berkapasitas besar, seperti truk pengangkut logistik yang dikemudikan sopirnya,” katanya.
“Bulan lalu Pemkot Tarakan kan sudah menyurati Dirjen Perhubungan terkait pembatasan operasi pelayaran masuk dan keluar Tarakan. Artinya kita sudah antisipasi hal ini jauh-jauh hari. Bahkan sebelum pemberlakukan PSBB di Tarakan. Kita ikuti semua protokol itu,” tutupnya.(*)
Reporter : Yogi Wibawa
Editor : M. Yanudin